Di bawah kepemimpinan pemerintah kabupaten, Pendekatan Yurisdiksi muncul sebagai solusi yang menjanjikan. Hal ini menawarkan efisiensi dan efektivitas dalam skala besar dengan menyelaraskan upaya berbagai pihak pemangku kepentingan dalam batas-batas yurisdiksi.
Gotong royong/kolaborasi ini didasari oleh koordinasi yang kuat antara berbagai pihak yang terlibat. Tim-tim khusus dibentuk oleh lembaga/organisasi untuk merancang dan melaksanakan program-program ke masyarakat, mulai dari wilayah pedesaan hingga perkotaan dengan populasi padat.
Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) berkolaborasi bersama BAZNAS RI dan Human Initiative menyelenggarakan Philanthropy Learning Forum #61 dengan topik ‘Mekanisme Penggalangan dan Distribusi Dukungan Filantropi untuk Tindakan Kemanusiaan dalam Lingkup Internasional’ di kantor BAZNAS, Jakarta, Selasa (13/02/2024).
Sejalan dengan langkah-langkah global untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19, penting untuk kita turut melindungi masyarakat adat dan kelompok rentan. Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, Koalisi Akses Vaksin untuk Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan berdiri sebagai bentuk kesatuan upaya untuk memberikan akses yang adil dan merata terhadap vaksinasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, Koalisi Akses Vaksinasi untuk Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan (Koalisi Akses Vaksin) dibentuk atas dasar inisiatif beberapa Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap upaya untuk melindungi masyarakat adat dan kelompok rentan dari paparan COVID-19 melalui akselerasi akses vaksinasi COVID-19 bagi kelompok-kelompok rentan tersebut.
Yayasan Guru Belajar selaku Koordinator Klaster Filantropi Pendidikan (KFP) berinisiatif melakukan kegiatan ‘Refleksi Klaster Filantropi Pendidikan’ yang merupakan tindak lanjut dari surat refleksi yang dibagikan oleh Yayasan Guru Belajar awal bulan Januari 2024 sebagai bentuk refleksi bersama. Ada tiga point yang di highlight terkait gejala yang sering muncul dalam dinamika pengelolaan program pendidikan di Indonesia, yaitu Micromanaging, Sunk Cost Fallacy, dan Fokus Diri yang berlebih.