Mei 7, 2019
[PHILANTHROPY LEARNING FORUM 21] – “Prospek Filantropi Sebagai Sumber Alternatif Pendanaan Kesehatan Di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Potensi, peran, dan tantangan filantropi sebagai salah satu sumber pendanaan kesehatan menjadi bahasan utama dalam Philanthropy Learning Forum ke-22 dengan mengangkat topik “Prospek Filantropi Sebagai Sumber Alternatif Pendanaan Kesehatan Di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)” pada hari Kamis (28/3) di Jakarta. Acara tersebut diselenggarakan oleh Filantropi Indonesia bekerja sama dengan Filantropi Kesehatan FK UGM dan Yayasan TAHIJA. DoctorSHARE dan RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa juga memberikan gambaran dan praktik baik dimana filantropi mendanai di bidang kesehatan.
Peran filantropi tidak bisa diabaikan begitu saja. Seperti penelitian yang sudah dilakukan oleh Filantropi Kesehatan FK UGM, dijabarkan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD., perkembangan pembiayaan kesehatan di Indonesia pada periode kolonial hingga orde baru didominasi oleh pemerintah dan charity. Namun, seiring dengan adanya reformasi dan desentralisasi, terjadi penurunan dalam pendanaan. Bahkan pada era JKN, tantangan tersebut menjadi masalah yang utama di bidang kesehatan. Prospek filantropi yang kiranya masih bisa diperoleh dari masyarakat langsung dimana secara tidak langsung harus mengubah statement atau mindset agar meningkatkan filantropisme di kalangan masyarakat. Lalu, pengembangan sistem crowdfunding dapat menjadi solusi untuk menjalankan program filantropi sehingga hal ini sebagai pendukung dan pengembangan dari RS non-profit (pemerintah atau swasta). Filantropi Kesehatan FK UGM sedang mengembangkan software crowdfunding melalui website https://filantrofiskesehatan.net/crowdfunding/, bertujuan memudahkan penggalangan dana untuk pemenuhan pelayanan kesehatan di RS non-profit dan memberikan pilihan serta transparansi bagi calon pendonor. Penggalangan dana yang diajukan dapat ditujukan kepada pasien ataupun rumah sakit tersebut.
Saat ini, banyak ditemukan lembaga atau perkumpulan orang yang mempunyai kompetensi dan perhatian besar pada isu-isu yang belum bisa diselesaikan oleh pemerintah secara tuntas. Seperti yang dituturkan dr. Muhamad Zakaria, Direktur Rumah Sakit (RS) Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa, mereka memberikan akses layanan kesehatan yang layak dan optimal secara tidak berbayar bagi kaum dhuafa. Layanan Balai Pengobatan ini dinamakan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC-DD) yang memberikan pelayanan kesehatan tingkat dasar. Dalam perkembangannya, LKC-DD harus melayani pasien-pasien dhuafa yang membutuhkan pelayanan spesialistik, rawat inap, dan tindakan operatif. Sehingga fasilitas layanan yang ada dirasakan sudah tidak memadai lagi. Karena itu, Dompet Dhuafa melalui Yayasan Rumah Sehat Terpadu mendirikan pelayanan kesehatan tingkat rujukan yang memberikan pelayanan kesehatan tingkat rujukan sekelas rumah sakit.
Begitu pula yang diterangkan oleh Risa Praptono dari DoctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli), yang memfokuskan diri pada pelayanan kesehatan dan bantuan kemanusiaan. Inisiatif yang resmi berdiri pada 19 November 2009 ini menyediakan akses bantuan medis secara holistik, independent, dan imparsial untuk orang-orang yang paling membutuhkan, yaitu mereka yang dianggap miskin dan tidak mampu, dan yang tidak mempunyai kartu miskin karena masalah administrasi kependudukan, sehingga berimbas kepada tidak dimilikinya Asuransi (Jaminan) Kesehatan Masyarakat dan tidak memperoleh akses kesehatan gratis yang disediakan pemerintah; mereka yang secara sosial dikecualikan dari layanan kesehatan dan dikucilkan dalam masyarakat, mereka yang terjebak dalam bencana alam, epidemi, dan kekurangan gizi. DoctorSHARE terbuka bagi mereka yang tergerak untuk membagikan kecakapan profesionalismenya untuk mendukung visi dan misi doctorSHARE memulihkan masyarakat di bidang kesehatan.
Diharapkan dengan acara diskusi yang telah berlangsung, bisa semakin merekatkan dan menumbuhkan kembali kegiatan filantropi dalam bidang kesehatan, tentunya dibutuhkan dukungan dari berbagai lembaga atau organisasi yang bergerak dalam bidang ini.