Oktober 8, 2016
[Event] PFI Luncurkan Buku “Levers for Change”
Potensi filantropi di Indonesia luar biasa besar yang didorong oleh adat istiadat setempat, hubungan masyarakat, dan nilai-nilai agama. Namun, Filantropi Indonesia belum mengarah pada filantropi institusi dan strategis karena bersifat insidental dan tidak terstruktur. Selain itu, berbagai regulasi yang berkaitan dengan pengaturan organisasi masyarakat sipil dan lembaga filantropi juga berkontribusi menghambat kemajuan filantropi di Indonesia. Pemerintah dinilai tidak memberikan kemudahan bagi OMS (organisasi msyarakat sipil) maupun lembanga filantropi untuk tumbuh dan berkembang dan cenderung mengaturnya secara ketat.
Demikian rangkuman penelitian mengenai perkembangan Filantropi Indonesia dan beberapa negara lain di Asia Tenggara yang dilakukan oleh Lien Center for Social Inovation, Singapura. Buku hasil penelitian yang diberi judul “Levers for Change: Philanthropy in Select South East Asian Countries” itu diluncurkan di Hotel Sultan, Jakarta, pada 3 desember 2014. Acara launching yang diisi dengan diskusi public pembahasan buku ini diselenggarakan oleh PFI (Perhimpunan Filantropi Indonesia) dan PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center).
Prapti Upadhyay, Peneliti The Lien Center, pengembangan filantropi strategis di Indonesia juga terhambat oleh minimnya data seputar kegiatan filantropi, khususnya yang terkait dengan angka-angka sumbangan. Selain mayoritas masyarakat cenderung menyembunyikan identitas dalam menyumbang (no name donors), data-data sumbangan juga dianggap sebagai data yang sensitif dan tidak mudah didapat. Disamping itu, dukungan pendanaan untuk kajian dan survey mengenai potensi dan praktik filantropi juga sangat minim.