Januari 17, 2017
[Philanthropy Learning Forum] Peran Filantropi Dalam Penanganan Nutrisi Bangsa
Tidak selamanya masalah nutrisi berkaitan dengan makanan, namun juga kebiasaan pola makan dan pengetahuan tentang makanan. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan nutrisi bangsa yang telah mengakar ke banyak bidang, dibutuhkan kerjasama yang berkelanjutan, terencana dan terukur dari berbagai pihak. Untuk itulah pada Selasa, 20 Desember 2016, Filantropi Indonesia mengadakan Philanthropy Learning Forum ke-12 dengan mengambil tema Peran Filantropi Dalam Penanganan Nutrisi Bangsa yang dilaksanakan di Wisma Indocement, Jakarta.
Acara yang dimoderatori oleh S.A.M August ini menghadirkan empat narasumber yang kredibel dalam bidang nutrisi yaitu Franciscus Welirang dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Andi Prasetyo mewakili Japfa Foundation, dr. Amaranila Lalita Drijono yang merupakan founder dari Gerakan Makanan Sehat Anak Sekolah (GEMMAS), dan Nugroho Indera dari Plan International Indonesia.
Sebagai pembuka, Franciscus Welirang memaparkan bahwa masalah nutrisi berkaitan dengan SDGs nomor dua yaitu tanpa kelaparan. Mengingat pada tahun 2013 bahwa 37,2 % dari total penduduk Indonesia mengalami stunting dimana NTT menduduki peringkat teratas, sebagai provinsi yang paling banyak mengalami kasus stunting. Menurutnya, kriteria under nutrition meliputi kekurangan viatamin A (KVA), gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI), gizi kurang, stunting, dan anemia. Sebagai bagian dari sektor bisnis, Indofood membantu pengentasan malnutrisi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah kerjasama dengan PDRC FKM-UI untuk merintis posyandu di daerah Kalibaru. Program perintisan posyandu tersebut juga diimplentasikan di tempat lain secara berkelanjutan hingga tahun 2020. Program ini menyasar tiga hal yaitu penurunan balita bawah garis merah (BGM), peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan pemenuhan sarana prasarana.
Sementara Andi Prasetyo menyatakan bahwa Japfa adalah perusahaan Indonesia yang fokus sosialnya adalah mendukung pembangunan khususnya pembangunan pendidikan dan nutrisi. Pembentukan Japfa Foundation adalah sebagai sebuah yayasan yang membantu masyarakat. Melalui berbagai insiatif, program dan proyek pembangunan di bidang pendidikan dan nutrisi, Japfa Foundation bertekad untuk bergerak dengan akurat, akuntabel dan terukur. Salah satu tonggak gerakan pembangunan nutrisi atau gizi masyarakat adalah dengan memberikan contoh konkrit dan dapat diturunkan langsung ke berbagai lapisan masyarakat melalui Konferensi Indonesia Bergizi, INZI Creative Projects dan Inisiatif Duta Gizi.
Pembicara selanjutnya datang dari kalangan ahli nutrisi. “Proses memasak merupakan hal yang penting dan dan berpengaruh untuk pembentukan pola makan yang sehat”, demikian dr. Nila berujar. Makanan sehat mempengaruhi gizi anak yang akan berdampak pada perkembangan anak. Saat ini, rendahnya pengetahuan akan nutrisi juga terjadi di perkotaan yaitu masyarakat kelas atas. Hal ini dipengaruhi oleh iklan serta gaya hidup. Anak -anak di perkotaan telah diberikan kebebasan untuk memilih makanannya sendiri, namun karena keterbatasan pengetahuan serta usia, mayoritas anak tidak memilih makanan yang sehat. Di sisi lain, 12 tahun pertama merupakan masa emas untuk anak. Menurut dr. Nila, periode pendidikan di usia SD juga mempengaruhi kebiasaan makan anak di kemudian hari. Oleh karena inilah food education harus dapat dijadikan kebijakan strategis bangsa.
Narasumber terakhir adalah Plan International Indonesia yang menjelaskan mengenai program mereka dalam mengatasi nutrisi anak dan ibu. Dari seluruh kawasan yang ada di Indonesia, Indonesia Timur sering dianggap sebagai kawasan miskin dengan tingkat kesehatan yang rendah. Hal ini membuat Plan International Indonesia kerap menjadikan wilayah tersebut sebagai wilayah kerjanya. Menurut Nugroho Indera, tantangan ke depan mengenai permasalahan nutrisi di Indonesia adalah peran aktif semua lapisan masyarakat dan koordinasi lintas sektor, termasuk filantropi.
PLF 12 ini menyimpulkan bahwa sektor swasta dan filantropi sangat berperan dalam pengembangan nutrisi bangsa. Perusahaan yang mengelola makanan bertanggung jawab untuk memastikan kandungan nutrisi produknya sesuai dengan kebutuhan anak dan menyehatkan. Dengan adanya kesadaran bersama, termasuk pihak pemerintah, sekolah dan keluarga, maka tingkat gizi dan nutrisi anak Indonesia dapat ditingkatkan dan diperbaiki tanpa harus banyak menguras sumber daya.
Materi presentasi Narasumber PLF 12 dapat diunduh di sini: