Mei 7, 2019
[PHILANTHROPY LEARNING FORUM 20] – “Optimalisasi Pemanfaatan Pembayaran Digital untuk Kegiatan Filantropi”
Pada tanggal 14 Februari 2019 lalu, Filantropi Indonesia bekerja sama dengan GO-PAY telah menyelanggarakan Philanthropy Learning Forum yang ke-20 dengan mengangkat tema "Optimalisasi Pemanfaatan Pembayaran Digital untuk Kegiatan Filantropi". Acara ini menghadirkan narasumber yang telah memiliki praktik terbaik dalam donasi digital yaitu BAZNAS dan Impact Digital. Acara yang berlangsung di Auditorium GO-LEARN Jakarta ini mengupas topik terkait pengoptimalan potensi, kendala dan praktik terbaik metode pembayaran digital dalam lingkup filantropi.
Ahmad Mujahid yang menjabat sebagai Head of NGO Consultant Impact Digital menjelaskan bahwa tren berbagi secara online pada era sekarang, seperti yang sudah terdata di platform fundraising mereka, Kitabisa.com, mengalami perkembangan pesat. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kegiatan gotong royong untuk membantu sesama tetap menjadi tren yang tidak lekang oleh waktu. Beberapa orang terkenal, influencer, bahkan komunitas ternetu turut menjadi penggerak pengumpulan donasi. Per tahun 2018, ditemukan bahwa alasan paling dominan untuk berdonasi adalah alasan kesehatan atau pengobatan, lalu disusul oleh empati kepada korban bencana alam dan memfasilitasi rumah ibadah. “Kita perlu tahu untuk bagaimana membuat campaign yang menarik. Kita bisa membuat campaign dengan menegaskan pada storytelling yang komunikatif baik secara tulisan maupun visual. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah keefektifan impressions dalam penyebaran campaign dan sistem pembayaran yang mudah diakses, sehingga campaign dapat mencapai target yang diharapkan”, tutur Mas Aid. Menurutnya, jika ingin menciptakan campaign yang produktif maka kita bisa belajar dari berbagai praktik baik yang sudah dilakukan lalu mencontohnya dan menyesuaikannya dengan perkembangan teknologi yang ada.
Kisah praktik terbaik lainnya dipaparkan oleh Hafiza Elvira, Digital Fundraising Manager dari BAZNAS. Ia berbagi pengalaman mengenai kegiatan digital payment yang sudah dijalankan oleh BAZNAS dengan contoh kerjasama bersama GO-PAY yang menjadi salah satu bukti nyata bahwa bidang filantropi dapat sejalan dengan perkembangan teknologi juga keunggulan dari pihak implementor.“Penting untuk lembaga filantropi dapat menumbuhkan kepercayaan donatur melalui transparansi dan akuntabel kelembagaan, kemudahan layanan seperti donasi online, jemput donasi serta laporan (perkembangan) program yang memadai juga mudah diakses oleh para donatur ataupun prospek”, papar Hafiza. Program kegiatan yang telah dijalankan oleh lembaga juga mempengaruhi kepercayaan public terhadap lembaga yang dapat menentukan partisipasi mereka pada kegiatan donasi selanjutnya.
Salah satu jenis platform pembayaran digital dan fintech yang banyak digunakan, GO-PAY, telah meluncurkan program layanan donasi online baru yaitu GO-PAY FOR GOOD. Pembentukan platform ini diprakarsai oleh kegiatan donasi yang saat ini dinilai masih memiliki beberapa keterbatasan (jangkauan area, tidak transparan, dan lainnya). Selain itu, GO-PAY FOR GOOD juga bersinergi dengan platform Kitabisa.com dan mempelopori berbagai campaign. “Alasan ini juga yang menjadikan GO-PAY bermitra dengan lembaga-lembaga sosial lainnya dengan latar belakang atau bidang yang berbeda”, jelas Ricky Fahri, Community Engagement Manager GO-PAY. Campaign yang digunakan berupa digital maupun offline dengan meng-scan QR code lalu terkoneksi dengan aplikasi GO-JEK. GO-PAY kini mengajak lembaga sosial dan organisasi yang ingin bergabung untuk mendorong semakin luasnya pemanfaatan kemudahan pembayaran non tunai, termasuk dalam membantu sesama lewat donasi. Di samping itu, Filantropi Indonesia diharapkan dapat memfasilitasi serta memberikan capacity building bagi organisasi anggota Filantropi Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital untuk donasi.