September 4, 2017
Launching Philanthropy Learning Forum on SDGs di Banjarmasin
Philanthropy Learning Forum on SDGs Roadshow diawali di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada Kamis, 24 Agustus 2017 yang lalu. Acara ini merupakan rangkaian roadshow di 7 kota di Indonesia oleh Filantropi Indonesia dengan dukungan dari Ford Foundation. Pelaksanaan PLF on SDGs Banjarmasin juga berkat kerja sama dengan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) dan Universitas Lambung Mangkurat yang juga berperan sebagai tuan rumah. Kegiatan ini dihadiri sekitar 90 peserta dari berbagai kalangan dan diliput juga oleh Banjarmasin Post dan Duta TV sebagai media partner.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Bapak Timotheus Lesmana selaku Ketua Badan Pengurus Filantropi Indonesia dan Sambutan dari Bapak Harris Maki selaku Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sekaligus membuka acara. Sekda Provinsi Kalimantan Selatan mengapresiasi pelaksanaan kegiatan PLF on SDGs ini dengan harapan agar kegiatan ini mampu menjadi langkah awal dalam pelibatan seluruh pihak utamanya pegiat Filantropi di Provinsi Kalimantan Selatan dalam membangun Provinsi Kalimantan Selatan pada khususnya serta Indonesia pada umumnya.
Pada kegiatan ini juga dilakukan peluncuran buku Berbagi dan Berkolaborasi untuk SDGs: Panduan Praktis Implementasi SDGs Sektor Filantropi yang disusun oleh Filantropi Indonesia. Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan pemaparan materi oleh Timotheus Lesmana (Ketua Badan Pengurus Filantropi Indonesia), Okty Damayanti (Ketua Yayasan Adaro Bangun Negeri), Prof. DR. H. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc (Rektor Universitas Lambung Mangkurat), dan Harris Makki (Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan).
Dari hasil diskusi dan tanya jawab, pemahaman tentang SDGs sendiri masih cukup rendah di kalangan peserta yang hadir. Selain itu keterlibatan masyarakat daerah setempat juga sangat penting demi mendukung tercapainya SDGs di masing-masing kota atau provinsi.
Ibu Okty bercerita bahwa Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) yang merupakan bagian dari Adaro Group berfungsi untuk menciptakan dan melaksanakan program-program jangka menengah dan jangka panjang dari CSR Adaro Group secara independen. Konsep From Global to Local (Glocal) untuk SDGs menjadi acuan program YABN.
Bapak Prof. Sutarto lebih banyak menyoroti tentang peran-peran akademisi yang mungkin dilakukan dalam mendukung implementasi dan kesuksesan SDGs. Pelibatan berbagai pakar dalam pengembangan program-program yang akan dijalankan akan sangat diperlukan dalam menjalankan berbagai aktifitas SDGs secara efektif dan efisien. Beliau juga memberikan berbagai contoh yang telah dilakukan di Kalimantan Selatan, serta berbagai wilayah lain di Indonesia.
Bapak Harris Maki lebih berfokus dalam mendorong aktifitas berbagai lembaga yang terlibat dalam SDGs untuk dapat juga mengembangkan Kalimantan Selatan, sebagaimana prinsip yang diusung “No one left behind”. Bapak Sekda juga mengharapkan agar program-program SDGs yang dijalankan secara lokal dapat diselaraskan dengan prioritas program di Kalimantan Selatan, sebagaimana visinya untuk menjadikan Kalimantan Selatan Sehat dan Mandiri.
Dari diskusi ini diharapkan lembaga filantropi, masyarakat sipil, akademis dan pemerintah daerah di Banjarmasin, Kalsel dapat bersinergi dan bekerja sama mendukung pelaksanaan dan pencapaian SDGs. Buku panduan praktis yang telah terbit juga dapat dipakai untuk menolong lembaga filantropi yang ingin memulai dan menerapkan prinsip SDGs dalam program mereka yang sudah berjalan.