Oktober 9, 2016
[Event] Emerging Market Philanthropy Forum 2015
23-24 November, Beijing, China – Apa kesamaan filantropi di Indonesia, Brazil, China, India, Rusia dan negara-negara ekonomi berkembang di Afrika dan tanah Arab? Filantropi di negara-negara tersebut sebetulnya memiliki akar yang kuat dalam peradaban dan sejarah yang cukup tua. Namun karena perkembangan politik pasca kolonialisasi oleh negara-negara Eropa, yang antara lain mempengaruhi konteks hubungan negara dan masyarakat sipil, filantropi di negara-negara tersebut mengalami pasang surut selama beberapa dekade terakhir. Seiring dengan ekonomi yang meningkat pesat, kesadaran untuk berfilantropi meningkat, demikian juga keinginan untuk memodernisasi praktik-praktik filantropi. Negara-negara yang sering disebut sebagai “emerging markets” atau “emerging economies” tersebut kini mengalami kebangkitan kembali (“revival”) dalam filantropi mereka.
Negara-negara “emerging market” selama ini berkiblat pada model filantropi Anglo-Saxon yang telah lebih dulu menerapkan pelembagaan filantropi modern. Disadari bahwa model tersebut sering kali tidak tepat dengan kondisi di negara-negara yang sistem ekonomi dan politiknya masih berkembang. Sistem dan dinamika politik di negara-negara berkembang seringkali menyandera kreativitas lembaga filantropi dan bahkan mengancam eksistensi partisipasi masyarakat sipil dan filantropi dalam meningkatkan martabat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat luas. Oleh karena itu, negara-negara “emerging market” memiliki kepentingan dan kebutuhan untuk menjalin komunikasi dengan sesamanya untuk berbagi informasi dan pengalaman menghadapi berbagai tantangan yang sebagian menunjukkan kesamaan, meski dalam beberapa hal sangat diwarnai oleh konteks lokal yang khas di masing-masing negara dan wilayah.
Diskusi pleno pembukaan mengenai perkembangan terkini filantropi di negara-negara berkembang.
Demikian garis besar dari diskusi selama pertemuan Emerging Market Philanthropy Forum (EMPF) kedua yang berlangsung di Beijing, China, pada tanggal 23-24 November 2015. Tema pertemuan ini adalah “Emerging Societies, Emerging Philanthropies”. Pertemuan EMPF pertama dilaksanakan di Rusia pada tahun 2013. Pertemuan ini diikuti oleh hampir 30 negara berikut: Afrika Selatan, Amerika Serikat, Argentina, Bangladesh, Brazil, China (dan Hongkong), Ethiopia, India, Indonesia, Inggris, Jepang, Jerman, Jordania, Kenya, Mongolia, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Romania, Rusia, Singapura, Tanzania, Turki, Uganda, Ukraina, Uruguay, Zambia, dan Zimbabwe.
Pertemuan EMPF 2015 diselenggarakan oleh China Foundation Center, Rockefeller Brothers Fund, Charities Aid Foundation, WINGS, Donor Forum, Global Fund for Community Foundations, @lliance, Trust Africa, SAANED, dan TUSEF. Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) untuk pertama kali berpartisipasi dalam EMPF dan diwakili oleh Sekretaris Badan Pengurus PFI, Suzanty Sitorus.