Desember 11, 2017
Pelaksanaan Philanthropy Learning Forum on SDGs di Surabaya
Surabaya menjadi salah satu kota yang menjadi pilihan untuk diselenggarakannya kegiatan Philanthropy Learning Forum on SDGs pada Kamis, 23 November 2017. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama dari Filantropi Indonesia, Wahana Visi Indonesia, Forum CSR Jawa Timur, dengan dukungan dari Ford Foundation. Hamid Abidin selaku Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia menyatakan bahwa filantropi memiliki peran dalam pencapaian SDGs di Indonesia. Pada tahun 2017 Indonesia dinobatkan sebagai negara yang paling dermawan ke-2 setelah Myanmar. Sejalan dengan itu, di Indonesia filantropi yang dilakukan generasi millennial makin berkembang. Para anak muda saat ini banyak membentuk komunitas dan kemudian melakukan kegiatan bersama suatu yayasan, berkontribusi melalui ketrampilan dan jaringan, dan mengemas program filantropi menjadi lebih populer, menarik, dan interaktif. Sebenarnya bagi mereka untuk menerapkan SDGs itu bisa dimulai dari hal sederhana, yang terpenting kita bisa menerapkan konsep SDGs dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya Laura Hukom dari Wahana Visi Indonesia (WVI), menjelaskan bahwa WVI adalah yayasan sosial kemanusiaan Kristen yang bekerja bersama mitra untuk perubahan berkelanjutan pada kehidupan anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan tanpa membedakan agama, ras, etnis, golongan dan gender. WVI sendiri selain di bidang anak juga bergerak untuk mencapai goal #8 SDGs, yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Imron Mawardi, akademis dari Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga menyatakan bahwa kampus memiliki peran dalam pencapaian SDGs. Namun harus dipastikan terlebih dahulu untuk mencapai SDGs inputnya apa, dari input tersebut nanti outputnya apa. Goal ke 8 misalnya, tantangannya luar biasa di 2025-2030, seperti misalnya tantangan demografis dan geografis. Kita mempunyai generasi muda yang produktif yang tinggi, namun dampaknya industri akan mengurangi tingkat lowongan pekerjaan.
Salah satu pendekatan untuk mencapai SDGs adalah kemitraan multi-pihak. Sudah ada beberapa lembaga yang mulai untuk membumikan SDGs. Seperti sekolah ada yang mensikronkan beberapa kurikulum ke dalam SDGs. Contoh sederhana kontribusi terhadap salah satu tujuan SDGs adalah mengajarkan anak kebersihan dengan mencuci tangan. Pemerintah tidak menuntut agar setiap organisasi filantropi untuk harus memiliki program untuk SDGs, namun ke depannya diharapkan persiapan instrumen dan aktivitas terkait pencapaian SDGs sudah harus ada.