Berbeda dengan menulis laporan pada umumnya yang menekankan kepada pelaksanaan program dengan data pendukung serta temuan-temuan selama pelaksanaan, cerita perubahan lebih menekankan kepada persuasi tentang potensi sebuah program dimana salah satunya bertujuan untuk membangun empati dan memicu terjadinya kolaborasi. Cerita perubahan atau story of change adalah cerita yang menekankan kepada perubahan positif yang muncul setelah adanya intervensi atau program berlangsung oleh lembaga filantropi dan nirlaba. Ini merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memantau, mengevaluasi, mengukur kemajuan serta menunjukkan perubahan yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Cerita perubahan menjadi salah satu strategi dalam membangun engagement dengan komunitas yang menenkankan pada potensi program sehingga terciptanya kolaborasi serta mengkampanyekan secara konkrit perubahan positif yang terjadi terhadap penerima manfaat atas intervensi yang telah dilakukan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) dan Re.search berkolaborasi menyelenggarakan Philanthropy Skill Development (PSD) #21 dengan topik ‘Meningkatkan Eksposure dan Dampak Organisasi melalui Cerita Perubahan’. Dalam rangka penguatan resiliensi lembaga filantropi dan nirlaba dalam rangka mendorong keberlanjutan. Kegiatan ini dihadiri oleh 22 partisipan yang hadir secara online via Zoom Cloud Meeting.
PSD dimulai dengan kata sambutan dari Program and Communication Manager PFI, Dinda Sonaloka, menyampaikan bahwa “Melalui cerita perubahan kita dapat mengkomunikasikan visi dan visi organisasi, mendorong dukungan dan keterlibatan, memberikan konteks dan rasional dibalik keputusan perubahan, membangun kepercayaan, memotivasi donor dengan menunjukkan dampak positif yang dihasilkan oleh investasi mereka, trust building, serta menciptakan identitas dan branding organisasi”. Cerita perubahan bukan hanya sekadar narasi, tetapi juga alat strategis yang dapat membentuk persepsi, memotivasi, dan membantu organisasi nirlaba mencapai tujuan mereka dengan lebih efektif. Ini juga sangat relevan dengan trend dan kebutuhan ekosistem saat ini, dimana semua terfokus kepada dampak atau perubahan yang terukur dari intervensi yang dilakukan.
Pada hari pertama pelatihan, Mariska Estelita, Praktisi Komunikasi untuk Organisasi Masyarakat Sipil, memaparkan materi terkait bagaimana cerita perubahan dapat meningkatkan eksposure dan dampak organisasi. Menurutnya cerita perubahan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting terutama dalam membangun engagement dengan audiens target atau publik dengan pendekatan emosional. Cerita perubahan juga dapat membuka peluang kolaborasi dengan organisasi lain atau pamangku kepentingan terutama untuk replikasi.
Dalam penulisan cerita perubahan ada beberapa tantangan yang sering dihadapi organisasi nirlaba, dimana organisasi memiliki banyak capaian tetapi enggan untuk menuangkan keberhasilan tersebut dalam sebuah cerita yang mudah dipahami. Selain itu organisasi nirlaba masih enggan untuk berinvestasi secara serius dalam strategi komunikasi terutama dalam mengkomunikasikan dampak project dan tak jarang ditemui perbedaan persepsi antara anggota tim dalam memandang pentingnya strategi komunikasi bagi organisasi sehingga sulit untuk dituangkan dalam cerita perubahan.
Dalam penulisan cerita perubahan yang baik terdapat tiga elemen penunjang yang penting namun seringkali terabaikan yaitu foto, data, dan quotes. Untuk menarik dan mengajak pembaca berimajinasi maka foto menjadi elemen penunjang yang cukup penting. Lalu, untuk memperkuat cerita perubahan yang ditulis kita perlu menyajikan data dalam bentuk perbandingan yang menunjukan kontras keadaan sebelum dan sesudah intervensi. Adapun elemen penunjang terakhir yaitu quotes, kita bisa membiarkan penerima manfaat untuk ikut menjelaskan bagaimana project organisasi kita mengubah hidupnya.
Mariska juga menjelaskan tips untuk membuat cerita perubahan yang baik dengan mengatur diskusi antara penulis dan tim program, tim lapangan, untuk bersama-sama mengidentifikasi capaian yang telah dihasilkan program. Menggunakan statistik dan angka seminimal mungkin dan memastikan angka tersebut secara signifikan berbicara tentang dampak perubahan yang dihasilkan. Lalu, untuk membuat cerita perubahan yang baik kita harus memikirkan tentang tujuan project yang lebih besar dengan menggunakan helicopter view.
Pada hari kedua pelatihan peningkatan kapasitas lembaga dimulai dengan membahas hasil cerita perubahan yang telah di tugaskan di hari pertama. Kemudian disesi terakhir pembahasan ditutup dengan materi terkait bagaimana mempromosikan cerita perubahan yang ditulis. Mariska menjelaskan Media yang paling mudah dan terjangkau bagi organisasi adalah melalui social media. Kita bisa mempromosikan cerita perubahan yang kita buat di akun social media organisasi seperti website dengan membuat kategori khusus “cerita dari lapangan” atau “impact”. Lalu, kita bisa menyebarkan link cerita di semua akun sosial media seperti IG, Twitter, Linkedin, untuk menaikkan jumlah traffic ke website. Tidak hanya dalam bentuk tulisan, cerita perubahan juga bisa dituangkan dalam bentuk video yang bisa ditaruh di Youtube. Penggunaan online newsletter juga dapat di terapkan dengan format bimonthly atau secara quarterly untuk membangun sekaligus mempertahankan engagement organisasi dengan audiens.