Juni 14, 2022
Menguatkan Ekosistem Filantropi dalam Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs | #FIFest2022
Peningkatan kegiatan sektor filantropi di Indonesia semakin terlihat dan menunjukkan angka yang signifikan. Hal ini mengacu kepada publikasi World Giving Index 2021 oleh Charities Aid Foundation (CAF) dimana Indonesia dinobatkan kembali sebagai negara paling dermawan di dunia.
JAKARTA-13 Juni 2022
Namun, dengan potensi yang besar tersebut, proyeksi filantropi di Indonesia masih belum termasuk isu yang diperhitungkan untuk penggerak utama dari percepatan pencapaian tujuan yang berkelanjutan. Dibutuhkan satu wadah yang dapat merangkum perkembangan filantropi di Indonesia, agar para pegiat filantropi dapat bekerjasama dalam identifikasi peluang pengembangan program, dampak, dan kolaborasi dengan stakeholder lainnya.
Isu ini pun mendorong Filantropi Indonesia untuk menyelenggarakan webinar “Filantropi HUB untuk Penguatan Ekosistem Filantropi dalam Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs”, yang merupakan bagian rangkaian acara dari FIFest 2022. FIFest 2022 (Festival Filantropi Indonesia) adalah acara dua tahunan yang berfungsi sebagai ajang para pemangku kepentingan untuk berbagi isu, inisiatif, inovasi, kebijakan hingga praktik terbaik dari keterlibatan filantropi di Indonesia dan dunia. Terdapat rangkaian forum diskusi dengan berbagai topik dan inisiatif inovatif oleh organisasi filantropi nasional-internasional serta multisektor lainnya yang mendukung pencapaian TPB/SDGs.
Pada saat yang sama juga turut meluncurkan Indonesia Philanthropy Outlook 2022, publikasi dari studi yang dilakukan Filantropi Indonesia dan Lembaga Riset KedaiKOPI. Riset publikasi yang dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2022 bertujuan menunjukkan hasil dan perkembangan filantropi terhadap percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), khusus di Indonesia. Publikasi dalam bahasa Indonesia tersebut dapat diunduh melalui link https://filantropi.or.id/download/ipo-2022-id/ secara gratis, sambil menunggu edisi dalam bahasa Inggris.
Kunto A. Wibowo, Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, dalam webinar yang diadakan Senin (13/6) ini mengatakan, ada tujuh area kemajuan yang ditemukan dalam studi tersebut diantaranya: Semakin luasnya Jangkauan aktivitas filantropi; berkembangnya filantropi perusahaan dan transformasi yayasan keluarga untuk menjadi lebih independen; Meningkatnya pengumpulan dan pendayagunaan dana filantropi oleh lembaga filantropi sejalan dgn meningkatnya penerima manfaat; adanya sinergi aktivitas filantropi dan SDGs, dan Inovasi penggalangan dana.
Menurut Didik Suhardi, Ph.D., Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Pemajuan Kebudayaan dan
Prestasi Olahraga – Kemenko PMK, berbagai kemajuan filantropi tersebut tidak bisa dilepaskan dari budaya gotong royong yang melekat dalam bangsa Indonesia. Namun, Didik mengingatkan kegiatan filantropi sebaiknya tidak hanya terpusat di Jakarta. Perlu memfasilitasi kepedulian masyarakat daerah yang berpotensi untuk dilibatkan. Kuncinya adalah kolaborasi sehingga ada pembagian tugas yang jelas antara donatur dan penerima manfaat tersebut sehingga akan makin transparan dan membuat semua elemen lebih bersemangat berkontribusi.
Hal di atas juga digarisbawahi oleh M. Zuhair, Direktur Yayasan Hadji Kalla. “Filantropi bukan hanya soal mengumpulkan dana, tetapi juga mengenai penyaluran dan akuntabilitas yang transparan,” kata Zuhair. Kolaborasi yang konstruktif bisa dilakukan dengan cara bersinergi antar lembaga-lembaga di Filantropi HUB agar mencapai SDGs yang berdampak di masyarakat, demikian dikatakan Vivi Yulaswati, Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, dan Kepala Sekretariat Nasional SDGs. Ia menekankan perlu menggencarkan dukungan organisasi non pemerintah untuk menyentuh lebih banyak akar rumput, dan melibatkan kelompok rentan seperti anak muda, untuk menjalankan prinsip yang mengarah pada pencapaian SDGs 2030.
Refleksi dari temuan Philanthropy Outlook 2022, menurut Amelia Fauzia, Direktur Eksekutif Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah memperlihatkan penyebaran, kemajuan, elemen memampukan, dan tantangan dalam filantropi. Ia melihat, di Indonesia sudah terjadi transformasi praktik filantropi jangka panjang dan lebih sustainable manfaat dan pengelolaannya. Program prioritas berjalan sangat baik dan sejalan, dan sudah menggunakan 84,9% SDGs.
Meski demikian, ada satu hal lagi yang perlu dicatat yaitu mengenai isu-isu perubahan iklim, kata Dian A. Purbasari, Direktur Yayasan Bakti Barito. Walaupun dari tahun ke tahun semakin banyak organisasi Filantropi Indonesia yang menjawab isu-isu perubahan iklim, sebaiknya juga mengukur berbagai dampak dari kegiatan seperti mitigasi perubahan iklim, isu pangan serta konservasi. Tantangan kemitraan filantropi di lintas sektor menurut Dian adalah perspektif di mana perlu adanya kesepahaman agar kolaborasi semakin lancar, dan adanya data sharing yang dapat menjembatani titik tengah antara kedua data yang tidak sama supaya kolaborasinya efektif.*
Tentang FIFest 2022
FIFest 2022 atau Indonesia Philanthropy Festival adalah acara dua tahunan yang berfungsi sebagai
platform bagi para pemangku kepentingan filantropi untuk membahas dan berbagi isu-isu utama,
inisiatif, inovasi, kebijakan, dan praktik terbaik dari keterlibatan filantropi di Indonesia. Melanjutkan
kesuksesan dua FIFest sebelumnya di tahun 2016 dan 2018, acara tahun ini diselenggarakan secara
virtual selama sebulan dari tanggal 2- 30 Juni 2022. Tema acara tahun ini adalah ‘Philanthropy Hub: Memperkuat Ekosistem Filantropi untuk Mempercepat Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs)’, yang bertujuan untuk menguraikan peluang, strategi, dan prioritas dalam
mengembangkan ekosistem filantropi Indonesia yang akan membantu mempercepat pencapaian
SDGs.
FIFest 2022 telah menampilkan forum diskusi tentang berbagai topik, publikasi baru, termasuk
peluncuran Indonesia Philanthropy Outlook 2022, dan inisiatif yang inovatif oleh organisasi filantropi yang mendukung pencapaian TPB/SDGs, baik di tingkat nasional maupun internasional.