Oktober 14, 2016
[Press Release] Festival Filantropi Indonesia 2016 Tampilkan Kemajuan Filantropi Indonesia
Beragam program filantropi yang strategis dan inovatif tampil di Indonesia Philanthropy Festival (IPFest 2016). Event pameran dan forum filantropi ini digelar oleh Perhimpunan Filantropi Indonesia untuk memberikan informasi ke masyarakat mengenai keragaman dan kemajuan filantropi. Festival filantropi yang digelar 6 s.d 9 Oktober 2016 di Cendrawasih Hall – Jakarta Convention Center, Jakarta ini juga menggambarkan peran dan kontribusi lembaga-lembaga filantropi di Indonesia dalam pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals). Festival Filantropi diikuti lembaga-lembaga filantropi nasional dan global serta delegasi filantropi dari Tiongkok, Amerika Serikat, Filipina dan Singapura yang akan berbagi pengalaman dan menjajaki kemitraan. IPFest 2016 diresmikan oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada kamis pagi (7/10) dan dihadiri oleh beberapa menteri, komisi negara, pejabat serta pegiat filantropi dan nirlaba.
Festival Filantropi digelar ditengah pesatnya perkembangan filantropi (kedermawanan sosial) di Indonesia. Kegiatan berderma dan menolong sesama sedang marak di masyarakat. Ratusan yayasan filantropi bermunculan, mulai dari yayasan keluarga, yayasan perusahaan, yayasan berbasis keagamaan sampai yayasan komunitas. Sementara potensi sumbangan masyarakat terus meningkat dan jumlahnya mencapai triliunan rupiah per tahun. Sebagai gambaran, sumbangan sosial perusahaan pada tahun 2015 mencapai Rp 12,45 triliun. Sementara potensi Zakat pada tahun yang sama mencapai Rp 213 triliun, sedangkan yang tergalang baru 1,2 persen atau Rp 3 triliun. Tak heran jika masyarakat Indonesia dinobatkan sebagai masyarakat yang dermawan nomor 2 di dunia (Forbes, 2016).
Selain didorong oleh ajaran keagamaan dan tradisi lokal yang berakar kuat, pesatnya perkembangan filantropi di Indonesia didorong oleh tingginya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan populasi orang super kaya (populer disebut High Net Worth Individuals/HNWI) paling cepat di Asia. Laporan Wealth insight menunjukkan bahwa populasi HNWI di Indonesia memegang kekayaan gabungan sebesar USD 241 Milyar. Pesatnya pertumbuhan HNWI juga telah mendorong banyak keluarga kaya di Indonesia mendirikan yayasan keluarga atau yayasan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.
Perkembangan filantropi di Indonesia juga ditandai dengan meningkatnya peran dan keterlibatan kaum muda dalam kegiatan filantropi. Sebagian mereka mendirikan yayasan atau organisasi berbasis komunitas untuk mengembangkan berbagai program sosial yang menjadi minat atau perhatiannya. Sebagian lainnya menjadi pendukung, volunteer dan donatur di berbagai organisasi sosial. Keterlibatan kaum muda dalam kegiatan filantropi ini merubah peta dan pola filantropi di Indonesia. Masuknya anak muda di kegiatan filantropi ini juga mendorong berkembang berbagai metode dalam menyumbang dan menggalang sumbangan. Selain pemanfaatan teknologi informasi, salah satu ciri yang menonjol dari filantropi millenial adalah komunitas sebagai pendukung dan penggerak inisiatif dan gagasannya.
Secara khusus festival filantropi mengangkat tema “Fostering Partnership for SDGs“ atau memperkuat kemitraan untuk mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals). SDGs merupakan seperangkat tujuan universal berikut target dan indikator-indikator agenda pembangunan global yang digunakan untuk membingkai rencana pembangunan nasional negara-negara di seluruh dunia selama 15 tahun ke depan. Pelaksanaan SDGs akan mengandalkan kemitraan global yang inklusif dengan keterlibatan aktif dari pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, lembaga filantropi, akademisi dan lembaga-lembaga PBB. Untuk meningkatkan peran dan keterlibatan lembaga filantropi dalam pencapaian SDGs, pada tahun 2014 diluncurkan SDGs Philanthropy Platform oleh beberapa lembaga filantropi global bersama United Nations Development Programme (UNDP). Platform ini bertujuan memfasilitasi dialog internasional untuk tujuan kolaborasi antar lembaga filantropi, yang dimulai pada beberapa negara percontohan, yakni Ghana, Indonesia, Kenya, dan Kolombia. Mitra utama SDGs Philanthropy Platform di Indonesia adalah Filantropi Indonesia.
Rangkaian acara IPFest secara umum terdiri dari dua kegiatan, yakni pameran dan forum-forum filantropi. Pameran filantropi akan menampilkan keragaman lembaga filantropi berikut program-programnya yang dikaitkan dengan 17 goals SDGs. Sementara kegiatan lainnya adalah forum-forum atau diskusi mengenai berbagai aspek kelembagaan dan program filantropi. Sesi-sesinya akan terbagi atas diskusi pleno, sesi paralel dan kelas keahlian. Selain itu, festival filantropi juga menggelar forum kemitraan yang memfasilitasi pertemuan dan kolaborasi antara lembaga filantropi dengan organisasi nirlaba.
Filantropi Indonesia juga mengundang pegiat filantropi dari kalangan anak muda untuk mengenalkan dan memamerkan inisiatif dan aksi-aksi sosialnya di area khusus yang dinamakan Selasar Filantropi Millennial. Selasar yang berlokasi di lobi utama depan Cendrawasih Hall ini dihadirkan sebagai sarana edukasi dan sekaligus merubah persepsi dan pemhaman masyarakat bahwa filantropi identik dengan kegiatan kedermawanan orang tua dan orang kaya. Padahal, Kita tidak perlu menunggu tua dan kaya untuk menjadi seorang filantrop atau dermawan.
Dalam peresmian Festival Filantropi ini, Filantropi Indonesia melakukan penandatangan MOU kerja sama dengan 3 pihak. Pertama, penandatangan MOU dengan BEKRAF atau Badan Ekonomi Kreatif untuk mendukung pengembangan filantropi bagi pengembangan ekonomi kreatif dan memperkuat peran ekonomi kreatif dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan filantropi di Indonesia. Kedua, penandatangan MOU dengan BAZNAS atau Badan Amil Zakat untuk membantu mendorong dan memfasilitasi pendayagunaan Zakat bagi pencapaian SDGs di Indonesia. Ketiga, penandatangan MOU dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memfasilitasi penyediaan sistem perlindungan kecelakaan kerja dan menyediakan tunjangan hari tua bagi pekerja filantropi dan sektor nirlaba serta relawan yang bergiat dalam kegiatan sosial. Ketiga kerja sama ini merupakan ikhtiar kami dalam mendorong kemajuan filantropi indonesia sekaligus memperkuat peran dan kontribusi filantropi Indonesia untuk sektor-sektor lainnya.
Selain mengenalkan perkembangan dan kemajuan filantropi di Indonesia, Event ini juga bertujuan meningkatkan kapasitas para pegiat organisasi filantropi, sekaigus mengupdate perkembangan terkini filantropi di Indonesia dan mancanegara. Selain itu, IPFest 2016 juga diharapkan jadi forum yang strategis bagi pegiat organisasi filantropi dan organisasi nirlaba Indonesia untuk berbagi pengalaman, meningkatkan kapasitas, memperluas jejaring dan mengembangkan kemitraan dengan lembaga-lembaga filantropi nasional dan global.