Oktober 9, 2016
[Philanthropy Learning Forum] Corporate Philanthropy Indonesia: Perkembangan, Potensi, dan Tantangan
Corporate Philanthropy Indonesia: Perkembangan Potensi dan Tantangannya
Plaza Sinarmas Tower 2 lantai 39, Jl. MH Thamrin No. 51, Jakarta Pusat
Jakarta, 25 Februari 2016
Nara sumber:
- Nor Hiqmah, PIRAC
- Restu Pratiwi, Yayasan Danamon Peduli
- Okty Damayanti, Yayasan Adaro Bangun Negeri
- Umar Fahmi, Pertamina Foundation
Moderator: Esther Sianipar, Microsoft Indonesia
Pada hari Kamis, 25 Februari yang lalu, Philanthropy Learning Forum (PLF) kembali diadakan untuk yang keempat kalinya dengan tema corporate philanthropy. Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) bekerja sama dengan Eka Tjipta Foundation untuk penyelenggaraan PLF 4 ini. Acara dibuka dengan kata sambutan dari Bapak Timotheus Lesmana selaku Ketua Badan Pengurus PFI dan Bapak Hasan Karman selaku Direktur Eka Tjipta Foundation. Rangkuman dan penutup di akhir acara disampaikan oleh Bapak Ismid Hadad dari Yayasan KEHATI, yang adalah salah satu pendiri PFI.
Berdasarkan presentasi mengenai kegiatan filantropi perusahaan dari para narasumber dan diskusi dengan peserta, berikut intisari PLF 4:
- Geliat kegiatan filantropi perusahaan di Indonesia makin meningkat, menurut penelitian yang dilakukan oleh PIRAC dan Dompet Dhuafa. Di tahun 2014, dari 400 perusahaan total nilai kegiatan filantropi mereka mencapai Rp 12 triliun. Meningkatnya kegiatan filantropi perusahaan ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia percaya bahwa kegiatan mereka berdampak positif bagi masyarakat. Isu paling favorit dalam kegiatan filantropi perusahaan adalah penyantunan dan pelayanan sosial, pendidikan dan riset, lingkungan dan kesehatan.
- Dalam melaksanakan kegiatan filantropinya, perusahaan mendirikan yayasan atau foundation yang merupakan badan hukum yang terpisah dan memiliki dewan pengawas serta kepengurusan yang terdiri dari berbagai kalangan. Pendirian yayasan perusahaan ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas program CSR, memudahkan pencatatan dan pengendalian program, serta meningkatkan citra perusahaan. Sumber pendanaan terbesar yayasan perusahaan adalah dari induk perusahaan yang mendirikan, sebagai bentuk social investment mereka.
- Kesadaran perusahaan untuk mendirikan yayasan sebagai pelaksanan kegiatan filantropi sudah sangat tinggi di Indonesia. Namun dalam prakteknya, yayasan seringkali menjadi operator CSR perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan belum bisa membedakan secara jelas antara kegiatan filantropi dan kegiatan CSR. Dana CSR seringkali dikaitkan dengan dampak pada penjualan produk atau kepuasan pelanggan, sedangkan dana filantropi adalah murni untuk amal. Perusahaan harus dapat menjaga keseimbangan antara mana yang program yang murni filantropi dan mana program yang ditujukan untuk promosi atau ada nilai marketing-nya.
- Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas menjadi permasalahan yang kerap muncul di yayasan perusahaan. Tim manajemen dari yayasan seringkali adalah karyawan perusahaan itu sendiri, sehingga mengakibatkan kurangnya kinerja yang memadai dalam operasional yayasan. Beberapa yayasan perusahaan juga merasakan sulitnya merekrut talent yang profesional karena sering kalah bersaing dengan tim rekrutmen dari perusahaan.
- Kerja sama atau kemitraan yang dilakukan oleh yayasan perusahaan dilakukan karena mereka percaya bahwa peran mereka hanya sebagai pelengkap atau complementary dari program pembangunan pemerintah dan program CSR perusahaan itu sendiri. Mitra favorit dari yayasan perusahaan adalah lembaga perguruan tinggi, yang dilanjutkan dengan LSM kemudian pemerintah. Hal ini sejalan dengan banyaknya yayasan perusahaan di Indonesia yang memfokuskan program mereka pada bidang pendidikan.
Bapak Ismid Hadad menutup acara PLF 4 dengan mengatakan bahwa kegiatan filantropi perusahaan saat ini bukan hanya sekedar charity atau giving, namun sudah berkembang menjadi empowerment atau pemberdayaan masyarakat. Kegiatan rutin PFI yang dihadiri oleh lebih dari 60 peserta ini kembali berjalan dengan sukses berkat kerja sama dari berbagai pihak. Nantikan Philanthropy Learning Forum yang selanjutnya dengan tema millennial philanthropy.