November 3, 2023
Memperkuat Public-Private Partnership untuk Mendukung Agenda Pembangunan Pendidikan dan Lingkungan
Pendidikan menempati posisi pertama dimana sebanyak 39,7% sebagai program prioritas lembaga filantropi. Di sisi lain, perubahan iklim dan fenomena polusi udara yang belakangan ini terjadi tidak hanya berdampak kepada lingkungan namun sangat berdampak terhadap kesehatan dan ekonomi. Dengan latar belakang tersebut, Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) dan Yayasan Bakti Barito menyelenggarakan Philanthropy Sharing Session (PSS) #36 Lintas Klaster Filantropi dengan topik ‘Memperkuat Public-Private Partnership untuk Mendukung Agenda Pembangunan Pendidikan dan Lingkungan’ yang ditujukan untuk dapat memfasilitasi ko-kreasi dan kolaborasi aksi kolektif yang dapat dilakukan untuk mendukung agenda pembangunan pendidikan dan lingkungan.
Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 120 partisipan yang hadir baik secara offline maupun online via Youtube Live Filantropi Indonesia. PSS dimulai dengan kata sambutan dari Direktur Yayasan Bakti Barito dan Wakil Sekretaris Badan Pengurus Perhimpunan Filantropi Indonesia, Dian A. Purbasari, menyampaikan bahwa bertepatan dengan hari keberlanjutan sedunia yang jatuh pada 26 Oktober 2023, perlu komitmen yang kuat untuk terus mendorong dan memainkan peran penting lembaga filantropi khususnya dalam mengutamakan kelestarian lingkungan dan pendidikan berdampak. Dian juga menegaskan terkait urgensi perubahan iklim agar menciptakan masa depan yang lebih baik dari segi pendidikan dan lingkungan dengan inisiatif multisektor dengan mengoptimalkan public-private partnership. Adapun agenda Philanthrophy Sharing Session #36 kali ini memiliki 2 sesi diskusi yang diawali dengan sesi diskusi pertama berjudul ‘Gelombang Panas, Polusi Udara, dan Perubahan Iklim terhadap Kehidupan’.
Diskusi sesi pertama dimulai dengan Guntur Sutiyono, Indonesia Country Lead Climateworks Center yang mengatakan bahwa Indonesia saat ini tidak dalam tren perubahan iklim yang akan membaik. Perubahan iklim di Indonesia akan semakin memburuk dan walaupun tidak secara langsung perubahan iklim akan memperparah dampak yang ditimbulkan dari penyebab polusi udara. Menurutnya, sudah saatnya bersama-sama menyelesaikan perubahan iklim ini yang tidak cukup diselesaikan dalam satu atau dua tahun ke depan namun harus berkelanjutan dan lebih responsif. Kebijakan atau regulasi juga perlu didorong menjadi lebih efektif untuk menangani permasalahan perubahan iklim yang menyasar langsung kepada sumbernya seperti kebijakan transportasi yang menyebabkan polusi, kebijakan industri, dan kebijakan yang sifatnya remedi atau adaptasi.
Novita Natalia Kusumawardani, Co-founder Bicara Udara, dalam paparannya menyampaikan hasil riset dari NASA dimana terjadi peningkatan sekitar 39 mikrogram per meter kubik PM2.5 sepanjang tahun 1998 hingga 2019. Hal ini menyebabkan peningkatan dampak terhadap kesehatan sehingga harus diadaptasi, terima bagi kelompok rentan dan sensitif. Data juga menunjukkan kenaikan tren penderita ISPA dan pneumonia di DKI Jakarta per tahun 2021 sampai 2023 meningkat cukup tinggi dimana lima penyakit akibat polusi udara telah menghabiskan sekitar 15 – 35% dana APBN atau sekitar 18 triliun rupiah. Peningkatan awareness, edukasi, dan kolaborasi antar masyarakat dan pemangku kepentingan harus didorong lebih intensif untuk memastikan setiap individu mendapatkan haknya atas udara bersih dan hidup dengan sehat.
Dari sektor kesehatan diwakili oleh dr. Pandu Trinada Sakti, SpPD, Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Royal Progress menambahkan bahwa data dari World Health Organization (WHO) tahun 2002 menyatakan polusi udara bukan hanya menyebabkan masalah ISPA, tetapi lebih jauh lagi menyebabkan kematian dini bagi 6.7 juta manusia di muka bumi pertahunnya. Polusi udara dapat mempengaruhi tubuh seseorang karena mengandung zat polutan yang berbahaya bagi tubuh. Dalam jangka pendek jenis penyakit yang bisa dihasilkan dari polusi udara ialah ISPA, Pneumonia, dan ASMA. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit paru kronis dan juga kanker paru untuk sistem respirasi. Pandu menyarankan untuk menghindari polusi udara dengan membatasi kegiatan di luar rumah, menggunakan masker, menggunakan air purifiers HEPA filters dalam ruangan, serta selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan banyak antioksidan.
Sesi diskusi kedua membahas mengenai Memperkuat Public-Private Partnership untuk Pendidikan yang Lebih Berdampak bersama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Muhammad Oriza, Direktur Investasi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menjelaskan dana abadi yang di kelola LPDP per-tahun 2023 mencapai 139 triliun yang terdiri dari empat jenis dana abadi yaitu dana abadi pesantren, dana abadi penelitian atau riset, dana abadi perguruan tinggi, dan dana abadi kebudayaan. Untuk sumber dana abadi LPDP 99,9% masih dari dana APBN dan saat ini LPDP sudah mulai mendapatkan dan membuka dana dari luar APBN termasuk dari lembaga filantropi maupun korporasi sejak tahun 2022.
LPDP membuka kesempatan co-funding dan penyaluran hibah untuk lembaga filantropi dan korporasi untuk berkontribusi dalam program LPDP yang sudah berjalan. Lembaga filantropi dapat menyinergikan kebutuhannya yang ingin di spesifikasikan penyalurannya, misal spesifik dananya hanya ingin disalurkan untuk transisi energi, maka LPDP akan menyalurkan dana beasiswa dan riset spesifik untuk transisi energi. Untuk peluang kemitraan LPDP terbuka dan sangat memungkinkan berdasarkan regulasi Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2021 Tentang Dana Abadi di Bidang Pendidikan untuk bekerjasama meramu inovasi bersama untuk pendidikan bahkan dapat sampai ke revisi kebijakan.
Pendidikan dan lingkungan menjadi salah satu fokus utama dalam rangka mencapai SDGs dan agenda perubahan iklim. Meski dari bidang yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama yaitu mendukung agenda pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia yang lebih maju. Harapannya, melalui forum diskusi ini dapat teroptimalisasikan platform-platform kerjasama antar jaringan yang sudah ada serta terjadinya penguatan koordinasi dan tatakelola antar pemangku kepentingan baik pemerintah maupun pihak swasta untuk mengatasi isu pendidikan dan lingkungan di Indonesia menuju kondisi yang lebih baik lagi.
Saksikan rekaman acaranya pada tautan di bawah atau melalui YouTube Filantropi Indonesia.