Pentingnya Kolaborasi Multipihak dalam Mendukung Agenda Prioritas Pemerintah menuju Indonesia Zero Stunting

Fakta stunting di Indonesia masih menjadi perhatian serius. Data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, sekitar 21,6 persen anak di Indonesia mengalami stunting/tengkes. Stunting yang merupakan masalah kronis gizi, dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak, kesehatan dan kualitas hidupnya di masa depan. Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan berbagai organisasi, tetapi tantangan ini tidak dapat diselesaikan dengan usaha tunggal. Mewujudkan visi “Indonesia Zero Stunting” masih memerlukan kolaborasi multipihak yang sinergis dan komprehensif.

Menyikapi hal ini, Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) berkolaborasi dengan Yayasan Edu Farmers International menyelenggarakan media gathering dan talkshow Pentingnya Multi-Stakeholder Partnerships untuk Mendukung Agenda Prioritas Pemerintah Mencapai Indonesia Zero Stunting, pada Selasa (26/7) di Tanoto Foundation. Kegiatan ini merupakan salah satu aksi sosialisasi, edukasi dan kreasi program bersama serta gambaran kolaborasi multipihak dari para pemangku kepentingan pada isu stunting.

Perhimpunan Filantropi Indonesia, selaras dengan perannya sebagai katalis ko-kreasi/kolaborasi, sangat mendukung terlaksananya kolaborasi kemitraan multipihak antara pelaku filantropi, bersama dengan pemangku kepentingan lainnya, baik pemerintah, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, media, akademisi, dan agen pembangunan lainnya, dalam penurunan prevalensi stunting di Indonesia. PFI percaya dengan kolaborasi multipihak akan dapat memberikan dampak yg lebih besar terhadap ketercapaian penurunan stunting in Indonesia.

Menurut Gusman Yahya, Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia, peran pemangku kepentingan yang memiliki kemampuan dan kekuatan yang beragam, diharapkan dapat bergotong royong dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan yang multidimensi dalam usaha pengentasan stunting in Indonesia.

Baca juga: Program Klaster Filantropi Ketahanan Pangan dan Gizi

Praktik baik dan implementasi program antar lembaga mengenai isu stunting juga menjadi landasan untuk mencapai Indonesia Zero Stunting. Seperti yang diterapkan Tanoto Foundation, di mana beberapa program berfokus pada penguatan tata kelola, peningkatan kapasitas agen kunci (kader, tokoh agama/masyarakat), dan peningkatan kualitas data serta sistem pengawasan untuk menurunkan stunting. Program Manager Early Childhood Education & Development (ECED) Tanoto Foundation Fransisca Wulandari mengatakan, keterlibatan aktif masyarakat dan realisasi pola perilaku berkelanjutan menjadi faktor terpenting dalam mencari solusi masalah stunting.

Di sisi pemerintah, memiliki peran sentral dalam akses penuh terhadap pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas. Melalui program-program yang berfokus pada kesehatan ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, dan pemberdayaan masyarakat terhadap gizi yang seimbang, pemerintah berperan aktif dalam upaya menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat. “Stunting itu dampaknya lama. Jadi, harus dideteksi sejak dini. Jika ditemui kasus stunting secara dini, dilakukan intervensi penambahan gizi”, kutip dr. Lovely. Senada dengan itu, Suprayoga Hadi mengatakan bahwa ada poin penting dalam inisiasi strategi percepatan penurunan stunting. Poin tersebut yakni kontribusi antar lembaga dan implementasi program yang bekelanjutan, mulai dari intervensi ke masyarakat hingga evaluasinya. Hal ini sudah diadopsi pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Sementara itu, Yayasan Edu Farmers International juga menjalankan kegiatan penanganan stunting melalui peningkatan konsumsi makanan bergizi, edukasi dan program berbasis agrikultur, di bawah program Santosa untuk Anak Nusantara (SAN). Gerakan pentahelix SAN melibatkan pemerintah, industri, NGO, akademisi, dan media untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi.

Mengacu paparan dari Amri Ilmma selaku COO Yayasan Edu Farmers International, program SAN melakukan intervensi konsumsi telur untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani pada anak dan dinilai efektif dalam mencegah stunting. “Perlunya advokasi dan pendekatan ke pemerintah daerah/desa agar mengerahkan dukungan dan pemantauan stunting sejak dini. Temuan resistensi di lapangan yakni saat distribusi makanan ke masyarakat dan monitoring implementasi program menjadi tantangan yang ditemukan pada Edufarmers”, imbuh Amri.

Turut hadir sebagai pembicara talkshow yang memiliki pengalaman implementasi pada bidang stunting, yaitu COO Yayasan Edu Farmers International, Amri Ilmma; Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres, Suprayoga Hadi; Plt Direktur Gizi & Kesehatan Ibu & Anak Kemenkes RI, dr. Lovely Daisy; Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia, Gusman Yahya; dan Program Manager Early Childhood Education & Development (ECED) Tanoto Foundation, Fransisca Wulandari.

Ringkasan liputan dapat dilihat melalui Instagram @edufarmers.

TENTANG PENYELENGGARA

Indonesian Philanthropy Association

Perhimpunan Filantropi Indonesia adalah lembaga nirlaba dan independen untuk memajukan filantropi dan berkontribusi dalam mewujudkan keadilan sosial serta pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Melalui “Filantropi Hub”, dimaksudkan mendorong berbagi pelajaran dan praktik terbaik para filantropis, juga memperkuat kapasitas, akuntabilitas,  keberlanjutan organisasi dan anggotanya  dengan kreasi bersama dan kolaborasi.

Saat ini, Filantropi Indonesia memiliki +150 anggota yang terdiri dari individu, organisasi/jaringan nirlaba dan perusahaan untuk berkontribusi dan melakukan aksi filantropi di Indonesia. Info lebih lanjut tentang Filantropi Indonesia melalui http://filantropi.or.id/

Narahubung: Aulia Wardhani (+62812-1111-5638 / info@filantropi.or.id, aulia@filantropi.or.id)

Yayasan Edu Farmers International

Yayasan Edu Farmers International adalah organisasi nirlaba yang untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan mata pencaharian petani kecil di Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, kami memfokuskan perhatiannya pada kaum muda, salah satu aspek fundamental masyarakat dengan potensi terbesar untuk berkembang. Kontak kami melalui https://www.edufarmers.org

Share:

Recomended News

16 tahun PFI
Arti 16 tahun dalam perjalanan Perhimpunan Filantropi Indonesia
Cover kabar klaster kesehatan-web
Sambut Hari Kesehatan Nasional, Klaster Filantropi Kesehatan Diluncurkan
climatechange
Menempatkan Filantropi Sebagai Tombak Penyebarluasan Pengetahuan Perubahan Iklim

News Update

Thumbnail Artikel 6
Persebaran Program Filantropi di Indonesia, di Mana Saja Bisa Ditemukan?
Thumbnail Artikel 8
Pendidikan untuk Semua, Inisiatif Filantropi yang Mengubah Hidup
IMG_4562
Embracing the Future of Philanthropy: Reflections on the Sustainable Program Workshop
Get the latest news and updates from us.

Take small steps to inspire change