Menciptakan Lingkungan Filantropi yang Sehat, Menuju Dampak Berkelanjutan

Kekuatan dan sumber daya kolektif memainkan peran penting dalam mencapai dampak berkelanjutan dalam bidang filantropi. Melalui menggabungkan kekuatan, mengumpulkan sumber daya yang dimiliki, berbagi pengetahuan, dan memanfaatkan keahlian yang dimiliki, sehingga mampu menciptakan kekuatan yang kuat untuk perubahan yang transformatif. Namun, agar upaya kolaboratif filantropi ini dapat berkembang dengan baik, diperlukan lingkungan yang kondusif. Hal ini melibatkan pengembangan kapasitas institusional yang kuat, infrastruktur yang handal, peningkatan kesadaran, pembangunan kepercayaan, serta kebijakan yang mendukung. Selain itu, penting juga untuk menciptakan ruang kolaboratif yang dapat mendorong pertumbuhan sektor filantropi dan memfasilitasi kontribusi yang berdampak dalam menghadapi tantangan sosial yang ada. Adanya ekosistem yang mendukung, potensi dampak berkelanjutan melalui upaya filantropi kolektif menjadi semakin menjanjikan.

Seperti hal itu yang diharapkan oleh Filantropi Indonesia, yang diwadahi pada acara Philanthropy Learning Forum, bertajuk “Collaboration for Enabling Philanthropy Environment to Elevate a Sustainable Impact”. Bekerjasama dengan Charities Aid Foundation (CAF), Human Initiative, Rumah Zakat dan STF UIN Jakarta, acara ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memberdayakan dalam jaringan untuk mendorong kolaborasi dan berbagi pembelajaran untuk mempromosikan sektor filantropi yang sehat di Indonesia.

Beberapa pembicara, termasuk Derek Ray-Hill, Director of International Strategy dari Charities Aid Foundation, menyoroti pentingnya pemberian lintas batas dan berbagi pengalaman yayasan yang mendorong para donor Amerika untuk memberi secara langsung kepada organisasi nirlaba di negara lain. Dia menekankan perlunya kolaborasi dalam filantropi dan peran organisasi seperti Charities Aid Foundation dalam mendukung dan memberdayakan sektor tersebut.

Baca juga: Alasan Indonesia menjadi Negara Paling Dermawan nomor 1 tahun 2022 menurut CAF

Irvan Nugraha, CEO Rumah Zakat, berbicarakan tentang tantangan dan strategi dalam operasi filantropi dan berbagi praktik terbaik di berbagai bidang seperti teknologi, pemasaran digital, dan model bisnis baru. Ia juga membahas peran zakat, salah satu bentuk amal Islam, dalam pembangunan sosial di Indonesia. Irvan Nugraha mengatakan, “Menurut saya, Indonesia adalah laboratorium yang sangat baik untuk [filantropi] berbasis agama”.

Begitu halnya yang dijelaskan dengan Tomy Hendrajati, selaku Presiden Human Initiative, bahwa organisasi filantropi perlu menerapkan standar dan acuan yang dapat menjamin kredibilitas lembaganya. Hal yang menjadi strategi dari Human Initiative seperti lembaga filantropi terdaftar resmi sesuai kebijakan di negaranya dan tersertifikasi lembaga internasional. Selain itu, Tomy menekankan peningkatan kapasitas untuk organisasi dan menguatkan akuntabilitas serta impact. Beberapa rekomendasi yang dipaparkan oleh Tomy agar menguatkan ekosistem filantropi, antara lain: pembuatan program impact yang dapat membangun akuntabilitas lembaga, menerapkan management system & technology, good governance serta peningkatan kapasitas.

Suzanty Sitorus menambahkan bahwa perbaikan lingkungan filantropi yang mendukung adalah tantangan kolektif. Kolaborasi diperlukan untuk memperbaiki kerangka peraturan dan meningkatkan pemahaman di antara organisasi filantropi. Menurutnya, untuk memajukan sektor filantropi, penting untuk meningkatkan pemahaman, memupuk kolaborasi, dan membentuk lingkungan peraturan yang mendukung. Melalui partisipasi dalam inisiatif global, kolaborasi dengan pemangku kepentingan, dan kerja sama dalam mencapai tujuan bersama, dampak filantropi dapat ditingkatkan.

Pentingnya kolaborasi, dukungan peraturan, insentif pajak, dan keterlibatan pemangku kepentingan disorot selama acara sebagai faktor penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi filantropi. Para pembicara menekankan perlunya pendekatan terintegrasi, berbagi pengetahuan, dan mempromosikan peran filantropi dalam pembangunan masyarakat, termasuk pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan promosi demokrasi. Singkatnya, perlu menekankan peran organisasi dan berfokus pada pengembangan kolaborasi seperti dalam memfasilitasi pemberian lintas batas, mempromosikan operasi filantropi yang efektif, dan mengadvokasi dukungan peraturan dan insentif pajak.

Tonton rekamannya dengan menyalakan auto-generated caption pada tautan di bawah atau melalui YouTube Filantropi Indonesia

Share:

Recomended News

Generation-Restoration
Field-trip Lintas Klaster Filantropi Angkat Peran Pengasuhan Positif dalam Mencegah Perundungan terhadap Anak Field-trip Lintas Klaster Filantropi Angkat
Majukan Seni dengan Super Deduction Tax
Majukan Seni dengan Super Deduction Tax
The Booster(1) 1000x600
Highlight Kolaborasi PFI bersama Anggota dan Mitra sebagai Pejuang Anti Covid-19

News Update

DSC_0221-scaled
Kolaborasi Filantropi untuk Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek
IMG_5799-scaled-e1733197753608
Simposium Filantropi untuk Aksi Iklim 2024 Mengakselerasi Transisi Hijau Indonesia melalui Filantropi Strategis
IMG_4682-scaled
Peran Perhimpunan Filantropi Indonesia dalam Meningkatkan Akses Vaksinasi dan Edukasi COVID-19 bagi Kelompok Rentan
Get the latest news and updates from us.

Take small steps to inspire change