Memperkuat Budaya Filantropi: Refleksi Quarterly Forum Badan Kepengurusan Perhimpunan Filantropi Indonesia 2025

Menjaring Masukan untuk Piagam Budaya Filantropi

Jakarta, 12 Maret 2025 – Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) menyelenggarakan Quarterly Forum Badan Kepengurusan PFI, sebuah forum strategis yang bertujuan untuk memperkuat ekosistem filantropi di Indonesia. Bertempat di Le Méridien Jakarta, forum ini menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan rekomendasi dalam penyusunan Piagam Budaya Filantropi yang akan diluncurkan pada puncak acara Filantropi Indonesia Festival (FIFest) 2025.

Forum ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting dalam dunia filantropi, termasuk Anggota Perhimpunan Filantropi Indonesia, Badan Pengurus, Badan Pengawas, Dewan Penasihat, dan Dewan Pakar PFI, serta perwakilan dari Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kehadiran mereka mencerminkan komitmen kuat untuk memperkuat budaya filantropi di Indonesia melalui pendekatan berbasis penelitian dan kolaborasi lintas sektor.

Transformasi Filantropi: Dari Karitatif ke Pemberdayaan
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Dewan Penasihat PFI, Franciscus Welirang, dan Ketua Badan Pengurus PFI, Rizal Algamar. Mereka menekankan pentingnya forum ini dalam menjaring gagasan dari berbagai pihak guna membangun budaya filantropi yang lebih strategis dan berkelanjutan.

Agenda utama dalam Quarterly Forum ini adalah pemaparan hasil riset mengenai budaya filantropi di Indonesia yang disampaikan oleh Prof. Amelia Fauzia, Ph.D., Direktur Social Trust Fund UIN Jakarta. Riset ini mengungkap beberapa tantangan utama dalam filantropi Indonesia, seperti dominasi pendekatan karitatif dibandingkan pemberdayaan komunitas, kurangnya transparansi dalam distribusi dana, serta perlunya penguatan regulasi dan koordinasi antar lembaga filantropi.

Temuan utama dari penelitian ini meliputi:

  • Faktor Pendorong Filantropi: Budaya gotong royong dan ajaran agama menjadi faktor utama dalam praktik filantropi di Indonesia, sementara kesadaran sosial masyarakat tinggi, tetapi masih cenderung didominasi oleh bantuan jangka pendek.
  • Tantangan dalam Filantropi: Transparansi dan akuntabilitas dalam distribusi bantuan masih menjadi kendala utama, di samping dominasi pendekatan karitatif dibandingkan model pemberdayaan yang lebih berkelanjutan. Selain itu, terdapat kesenjangan generasi dalam keterlibatan filantropi.
  • Tren dan Peluang: Digitalisasi dan peran influencer telah meningkatkan keterlibatan publik dalam donasi, meskipun filantropi impulsif masih menjadi tantangan. Filantropi institusional terus berkembang dengan modernisasi sistem manajemen dan pemanfaatan teknologi.
  • Ekosistem Filantropi Ideal: Regulasi yang lebih jelas, koordinasi antar lembaga, serta penguatan pendanaan berkelanjutan melalui kemitraan lintas sektor menjadi faktor kunci dalam membangun filantropi yang lebih efisien dan transparan.

Sorotan Diskusi: Menguatkan Budaya Filantropi
Forum ini juga menyoroti berbagai perspektif dalam memperkuat ekosistem filantropi:

  • Peran Pendidikan: Pentingnya memasukkan filantropi dalam kurikulum pendidikan untuk menanamkan nilai kedermawanan sejak dini (Dr. Haidar Bagir, Natalia Subagjo).
  • Kolaborasi Lintas Sektor: Sinergi antara bisnis dan filantropi menjadi semakin penting dalam menciptakan dampak sosial yang lebih luas. Selain itu, Filantropi Tradisional dan Institusional harus dikaji kembali efektifitasnya (Trihadi Saptoadi, Okty Damayanti).
  • Regulasi dan Kebijakan: Kebutuhan akan insentif pajak dan peraturan yang lebih jelas untuk mendukung filantropi yang berkelanjutan (Linda Hoemar Abidin, Agus Sari).
  • Nilai dan Prinsip Filantropi: Gotong royong dalam agama menjadi faktor penting dalam praktik filantropi di Indonesia, serta keterkaitannya dengan nilai-nilai Pancasila dalam membangun budaya filantropi yang berkelanjutan (Dian A. Purbasari, Aryanti Savitri).
  • Komunikasi dan Advokasi: Meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya budaya filantropi dan perannya dalam pembangunan sosial (Franciscus Welirang, Rizal Algamar).

Piagam Budaya Filantropi: Membangun Landasan yang Kokoh
Sejalan dengan hasil riset, forum ini menghasilkan berbagai rekomendasi untuk penyusunan Piagam Budaya Filantropi. Beberapa poin penting yang dibahas meliputi:

  1. Memperkuat Peran Pendidikan: Filantropi harus masuk dalam kurikulum pendidikan untuk menanamkan nilai kedermawanan sejak dini, termasuk melalui integrasi dalam hidden curriculum sekolah.
  2. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas: Perlu adanya mekanisme pelaporan yang jelas dan sistem audit yang transparan untuk memastikan efektivitas distribusi dana filantropi.
  3. Mendorong Regulasi yang Mendukung: Kebijakan insentif pajak bagi pelaku filantropi harus diperjelas untuk mendorong lebih banyak kontribusi dari sektor swasta.
  4. Kolaborasi Lintas Sektor: Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil perlu diperkuat agar dampak filantropi lebih luas dan berkelanjutan.
  5. Peralihan dari Filantropi Karitatif ke Pemberdayaan: Program filantropi harus lebih berorientasi pada penguatan kapasitas komunitas agar memiliki dampak jangka panjang.

Menuju FIFest 2025: Mewujudkan Ekosistem Filantropi yang Lebih Inklusif
Quarterly Forum ini menjadi langkah awal dalam penyusunan Piagam Budaya Filantropi yang akan menjadi salah satu topik utama di Filantropi Indonesia Festival (FIFest) 2025. “Kita ingin memastikan bahwa ekosistem filantropi di Indonesia tidak hanya berkembang, tetapi juga berkelanjutan dan inklusif,” ujar Rizal Algamar dalam sesi penutup.Dengan berbagai masukan dan rekomendasi yang dihimpun dari forum ini, PFI berkomitmen untuk terus memperkuat filantropi di Indonesia. Diharapkan, Piagam Budaya Filantropi tidak hanya menjadi dokumen kebijakan, tetapi juga landasan bagi gerakan filantropi yang lebih inovatif dan berdampak luas.

Bagikan:

Rekomendasi Berita

Thumbnail-Artikel-9-1
Mendorong Kemandirian Ekonomi: Peluang bagi Generasi Muda, Perempuan, dan Penyandang Disabilitas
Mangrove-Alliance-Gathering_Des-2022
Mangrove Alliance Gathering: Gotong Royong dalam Restorasi Mangrove, Solusi Perubahan Iklim
Cover-artikel-PFI-1
Perhimpunan Filantropi Indonesia Gelar Members Gathering: Memperkuat Kolaborasi Multipihak dan Investasi Berdampak untuk Pembangunan Berkelanjutan

Berita Terkini

DSC_0217
Memperkuat Budaya Filantropi: Refleksi Quarterly Forum Badan Kepengurusan Perhimpunan Filantropi Indonesia 2025
Thumbnail-Artikel-9-1
Mendorong Kemandirian Ekonomi: Peluang bagi Generasi Muda, Perempuan, dan Penyandang Disabilitas
Thumbnail Artikel 12
Etika Filantropi Indonesia
Dapatkan berita dan informasi terbaru dari kami

Buat langkah kecil untuk bangkitkan perubahan