Makassar, 21 Februari 2025 – bertempat di Kapal Pinisi Hakata Blue Ocean, telah diselenggarakan kegiatan Philanthropy Learning Forum (PLF) ke-68 bertajuk “Kapal Pinisi Penjajakan Kolaborasi: Navigasi Menuju Keberlanjutan dan Sinergi”. Kegiatan ini diinisiasi oleh Ananta Fund dan KEHATI bekerja sama dengan PIRAC dan Perhimpunan Filantropi Indonesia Chapter Makassar. Forum ini menjadi wadah pertemuan strategis antara pelaku Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, lembaga filantropi, dan organisasi masyarakat sipil (CSO) untuk membangun kolaborasi yang berdampak dalam pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan di Indonesia.
Pentingnya Kolaborasi untuk Keberlanjutan
Keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat menjadi tantangan global yang semakin mendesak di tengah krisis iklim dan ketimpangan sosial. Dunia usaha memiliki peran strategis melalui program CSR untuk berkontribusi dalam mengatasi permasalahan ini. Namun, seringkali program CSR menghadapi kendala dalam aspek keberlanjutan dan pengukuran dampak yang konkret di tingkat masyarakat.
Sebagai katalisator perubahan, Ananta Fund dan KEHATI telah lebih dari 20 tahun mendukung pemberdayaan komunitas lokal di berbagai wilayah Indonesia. Melalui jaringan mitra dari Aceh hingga Papua, Ananta Fund mengembangkan program inovatif yang menggabungkan konservasi lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat, termasuk konservasi hutan berbasis masyarakat, pengembangan ekowisata, pertanian berkelanjutan, dan pemberdayaan ekonomi kreatif.
Forum Dialog dan Peluang Sinergi
Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari perusahaan CSR, lembaga filantropi, dan organisasi masyarakat sipil. Beberapa lembaga yang turut serta antara lain Human Initiative, Rumah Zakat, BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Makassar, Yayasan KALLA, Yayasan BaKTI, Yayasan Kitaji Pinisi, serta Yayasan Maupe.
Kegiatan dimulai dengan sesi pengenalan lembaga dan program masing-masing peserta. Yayasan KEHATI, yang diwakili oleh Roni (Direktur Program) dan Ali H. Safari (Grant Manager), menekankan pentingnya kemitraan dengan lembaga lokal yang memiliki tata kelola baik. KEHATI telah mengelola dana lebih dari USD 100 juta dengan lebih dari 1.000 mitra, berfokus pada program kelautan, pertanian, dan kehutanan.
Berbagai lembaga turut memaparkan program mereka. Yayasan BaKTI memiliki program INKLUSI bekerja sama dengan DFAT Australia, serta program BangKIT, INSPIRASI, dan kolaborasi dengan UNICEF dalam isu perlindungan anak dan sanitasi. Human Initiative (HI) fokus pada pendidikan anak, penanggulangan bencana, dan pemberdayaan masyarakat, termasuk ekowisata dan infrastruktur air bersih. Rumah Zakat menjalankan program pendidikan vokasi, kesehatan, lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi berbasis desa tangguh bencana. BAZNAS berfokus pada program kemanusiaan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi, dengan capaian dana zakat nasional mencapai Rp43 triliun. Yayasan KALLA mengembangkan program pendidikan, kemanusiaan, lingkungan, mitigasi bencana, serta inisiatif energi hijau dan rehabilitasi mangrove.
Kesepakatan dan Tindak Lanjut Kolaborasi
Dalam sesi penjajakan kolaborasi, ditemukan berbagai peluang kerja sama, seperti kolaborasi antara BAZNAS, Human Initiative, Rumah Zakat, dan Yayasan KALLA dalam program pemberdayaan masyarakat serta sinergi Yayasan Kitaji Pinisi dengan lembaga filantropi melalui program sosial. Selain itu, momentum Ramadan dimanfaatkan sebagai langkah awal kerja sama melalui program Buka Puasa Bersama dan distribusi sembako di Pulau Barrang Caddi, yang melibatkan Human Initiative, Rumah Zakat, BAZNAS, dan Yayasan Kitaji Pinisi.
Sebagai tindak lanjut, para peserta menyepakati beberapa langkah konkret, antara lain pembentukan grup WhatsApp untuk koordinasi kemitraan, inisiasi program Ramadan di Pulau Barrang Caddi, pengembangan konsep kampung zakat berbasis pulau bekerja sama dengan Kementerian Agama, serta pengumpulan dan berbagi data penerima manfaat dan wilayah kerja masing-masing lembaga. Selain itu, dibentuk tim kecil untuk merancang program kolaborasi yang lebih terstruktur.
Pembelajaran dan Harapan ke Depan
Forum ini menghasilkan beberapa wawasan penting, di antaranya integrasi program antar lembaga diperlukan untuk meningkatkan dampak yang lebih luas, kolaborasi lintas sektor (lingkungan, kesehatan, pendidikan) dapat memperkuat efektivitas program, serta keterlibatan pemuda sebagai agen perubahan menjadi faktor penting dalam keberlanjutan program.
Melalui forum ini, sinergi antar lembaga semakin diperkuat, membuka jalur baru kolaborasi untuk menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang lebih luas. Dengan semangat kebersamaan yang diusung oleh Kapal Pinisi, inisiatif ini diharapkan dapat terus berkembang, membawa manfaat nyata bagi masyarakat, dan memperkuat keberlanjutan di berbagai sektor.