Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) kembali menyelenggarakan Rapat Umum Anggota (RUA) pada 30 April 2024 yang dihadiri oleh 170 Anggota PFI. Di dalam agenda RUA tahun ini, tak luput dari mengesahkan 58 anggota baru PFI yang terdiri dari 58 anggota baru yang terdiri dari 46 anggota organisasi, 10 anggota korporasi, dan 2 anggota individu. Badan Pengurus PFI juga memaparkan laporan kerja organisasi sepanjang 2021 – 2023 telah berhasil mencatat capaian yang progresif melalui empat pilar Filantropi Hub, serta menginformasikan bahwa laporan audit keuangan PFI tahun 2023 telah selesai dilakukan dengan hasil Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Dalam World Humanitarian Summit ada beberapa fokus yang menjadi perhatian global terkait isu kemanusiaan diantaranya terkait pendidikan dan harapan untuk anak-anak yang berada dalam krisis. Peran lembaga filantropi dan bisnis dalam menangani isu kemanusiaan sangat penting dan saling melengkapi. Filantropi dan bisnis dapat menciptakan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan dalam menangani isu kemanusiaan di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, PFI berkolaborasi bersama Asia Justice and Rights (AJAR) Philanthropy Sharing Session ke #40 dengan topik “Pentingnya Penerapan, Penguatan Nilai-Nilai, dan Kolaborasi Kemanusian Untuk Menuju Solusi Inklusif dan Berkelanjutan”. Kegiatan ini dihadiri oleh 51 partisipan yang hadir baik secara offline maupun online via Youtube Live Filantropi Indonesia.
Dalam rangkaian kegiatan kampanye #GreenRamadhan2024, Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) dan Klaster Filantropi Lingkungan Hidup & Konservasi (KFLHK) sukses menyelenggarakan “Philanthropy Sharing Sessions #39: Memahami Karbon: Dari Hulu ke Hilir serta Keterlibatan Bisnis dan Filantropi”. Acara yang berlangsung pada Kamis, 28 Maret 2024, secara daring yang dihadiri oleh berbagai stakeholder penting dari pemerintah, sektor bisnis, organisasi filantropi, dan masyarakat umum.
Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi (KFLHK) menginisiasi gerakan bertajuk Green Ramadan. #GreenRamadan merupakan sebuah gerakan bersama untuk mengajak masyarakat berpartisipasi aktif menerapkan gaya hidup berkelanjutan selama bulan Ramadan untuk mewujudkan lingkungan lestari dan berkelanjutan.
Di bawah kepemimpinan pemerintah kabupaten, Pendekatan Yurisdiksi muncul sebagai solusi yang menjanjikan. Hal ini menawarkan efisiensi dan efektivitas dalam skala besar dengan menyelaraskan upaya berbagai pihak pemangku kepentingan dalam batas-batas yurisdiksi.
Gotong royong/kolaborasi ini didasari oleh koordinasi yang kuat antara berbagai pihak yang terlibat. Tim-tim khusus dibentuk oleh lembaga/organisasi untuk merancang dan melaksanakan program-program ke masyarakat, mulai dari wilayah pedesaan hingga perkotaan dengan populasi padat.
Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) berkolaborasi bersama BAZNAS RI dan Human Initiative menyelenggarakan Philanthropy Learning Forum #61 dengan topik ‘Mekanisme Penggalangan dan Distribusi Dukungan Filantropi untuk Tindakan Kemanusiaan dalam Lingkup Internasional’ di kantor BAZNAS, Jakarta, Selasa (13/02/2024).
Sejalan dengan langkah-langkah global untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19, penting untuk kita turut melindungi masyarakat adat dan kelompok rentan. Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, Koalisi Akses Vaksin untuk Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan berdiri sebagai bentuk kesatuan upaya untuk memberikan akses yang adil dan merata terhadap vaksinasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, Koalisi Akses Vaksinasi untuk Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan (Koalisi Akses Vaksin) dibentuk atas dasar inisiatif beberapa Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap upaya untuk melindungi masyarakat adat dan kelompok rentan dari paparan COVID-19 melalui akselerasi akses vaksinasi COVID-19 bagi kelompok-kelompok rentan tersebut.
Yayasan Guru Belajar selaku Koordinator Klaster Filantropi Pendidikan (KFP) berinisiatif melakukan kegiatan ‘Refleksi Klaster Filantropi Pendidikan’ yang merupakan tindak lanjut dari surat refleksi yang dibagikan oleh Yayasan Guru Belajar awal bulan Januari 2024 sebagai bentuk refleksi bersama. Ada tiga point yang di highlight terkait gejala yang sering muncul dalam dinamika pengelolaan program pendidikan di Indonesia, yaitu Micromanaging, Sunk Cost Fallacy, dan Fokus Diri yang berlebih.