Jakarta, 22 November 2025 – Multi-Stakeholder Forum (MSF) Aliansi Filantropi yang meliputi Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI), Forum Zakat (FOZ), dan Humanitarian Forum Indonesia (HFI) menyelenggarakan Workshop Program Sektor Pengentasan Kemiskinan di Philanthropy Building, Jakarta, Jumat (22/11/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian workshop tematik MSF yang ditujukan untuk memperkuat kolaborasi lintas lembaga dalam merancang model intervensi pengentasan kemiskinan berbasis data, inklusif, dan berkelanjutan di tingkat desa.
Workshop ini dirancang untuk menyelaraskan berbagai pendekatan penanggulangan kemiskinan yang selama ini masih berjalan secara terpisah, serta mendorong integrasi program multipihak agar intervensi dapat menjangkau kelompok masyarakat yang paling rentan secara lebih efektif.
Memperkuat Kolaborasi untuk Penanggulangan Kemiskinan Desa
Kemiskinan desa bersifat multidimensi dan dipengaruhi oleh keterbatasan akses layanan dasar, kapasitas ekonomi, maupun kondisi sosial budaya masyarakat. Pada sesi pembukaan, MSF Aliansi Filantropi menekankan pentingnya membangun pendekatan kolaboratif yang menyatukan peran lembaga filantropi, pemerintah, organisasi kemanusiaan, akademisi, dan komunitas untuk menghasilkan intervensi yang lebih terstruktur dan tepat sasaran.
Diskusi dalam workshop menyoroti perlunya penyusunan data dasar desa yang mampu memetakan kelompok miskin dan rentan secara lebih akurat. Selain itu, dibahas pula pentingnya mengintegrasikan potensi ekonomi lokal, pemetaan kondisi sosial ekonomi, serta kapasitas perangkat desa sebagai bagian dari perencanaan program pengentasan kemiskinan.
Forum ini juga menegaskan bahwa keberhasilan program menuntut koordinasi lintas sektor, mengingat kemiskinan dipengaruhi oleh faktor kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Pendekatan terintegrasi diperlukan agar intervensi saling melengkapi dan menciptakan dampak jangka panjang.
Merumuskan Kerangka Asesmen dan Model Program Pengentasan Kemiskinan MSF
Workshop menghasilkan sejumlah komponen kunci yang diperlukan untuk membangun desain program pengentasan kemiskinan yang adaptif dan dapat direplikasi. Peserta merumuskan kerangka asesmen kebutuhan desa yang mencakup identifikasi kelompok rentan, kondisi layanan dasar, pemetaan potensi ekonomi, serta analisis risiko yang memengaruhi kerentanan rumah tangga.
Selain itu, workshop menghasilkan rancangan awal model program pengentasan kemiskinan yang menekankan pemberdayaan masyarakat, peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar, serta penguatan ekonomi desa. Intervensi dirancang agar mampu meningkatkan kapasitas rumah tangga untuk keluar dari kemiskinan melalui dukungan ekonomi, peningkatan produktivitas, serta penguatan peran komunitas dalam memastikan keberlanjutan program.
Pembahasan mengenai sistem Monitoring, Evaluation, and Learning (MEL) juga menjadi bagian penting dalam penyusunan kerangka program. Sistem ini diperlukan untuk memastikan adanya indikator capaian yang jelas, mekanisme pemantauan yang terukur, serta proses pembelajaran yang dapat memperbaiki desain program secara berkelanjutan.
Mengembangkan Strategi Integrasi Program dan Rekomendasi Tindak Lanjut
Peserta workshop menyepakati perlunya penyusunan tata kelola kolaboratif antara lembaga filantropi, pemerintah desa, dan komunitas untuk memastikan implementasi program berjalan terkoordinasi. Selain itu, forum menekankan pentingnya mengembangkan mekanisme sinkronisasi lintas sektor agar program pengentasan kemiskinan tidak berjalan sendiri tetapi menjadi bagian dari sistem pembangunan desa yang lebih luas.
Diskusi juga menghasilkan rekomendasi mengenai arah integrasi program, termasuk penguatan koordinasi antara sektor pemberdayaan ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan pengentasan kemiskinan sebagai satu kesatuan kerangka kerja. Program pengentasan kemiskinan perlu mempertimbangkan konteks lokal, potensi desa, dan kapasitas masyarakat agar intervensi dapat memberikan dampak sosial ekonomi secara berkelanjutan.
Menuju Dokumen Proyek Pengentasan Kemiskinan MSF 2026
Seluruh hasil workshop akan dibahas lebih lanjut dalam diskusi lintas sektor untuk merampungkan dokumen proyek pengentasan kemiskinan MSF yang direncanakan siap diimplementasikan pada tahun 2026. Dokumen tersebut akan menjadi panduan bagi penetapan desa pilot, penyusunan model intervensi berbasis data, serta pengembangan mekanisme kolaborasi yang dapat direplikasi secara lebih luas.
Dengan pendekatan berbasis data dan kolaborasi multipihak, MSF Aliansi Filantropi berharap model intervensi pengentasan kemiskinan desa ini dapat meningkatkan efektivitas program filantropi serta memperkuat ketahanan sosial ekonomi masyarakat desa di Indonesia.





