Philanthropy for Climate: Menghubungkan Kearifan Lokal dan Kolaborasi Global untuk Masa Depan Berkelanjutan

Jakarta, 19 November 2025 –  Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) bersama Our Common Home dan didukung oleh Bakti Barito menyelenggarakan Philanthropy Learning Forum (PLF) #75 bertema Philanthropy for Climate: Bridging Local Wisdom and Global Collaboration for a Sustainable Future. Berlangsung di Wisma Barito Pacific II, sesi ini mengajak pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk memahami dinamika krisis iklim di Indonesia dan menggali bagaimana nilai budaya, keagamaan, serta praktik komunitas dapat memperkuat respons yang kolaboratif dan berkeadilan.

Memahami Lanskap Iklim Melalui Lensa Global dan Lokal

Sesi diawali dengan pemaparan dari Scott Langdon, CEO Our Common Home, yang menyoroti kesenjangan partisipasi publik dalam isu iklim. Ia menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat lebih khawatir terhadap dampak kebijakan iklim dibandingkan perubahan iklim itu sendiri. Karena itu, pendekatan berbasis nilai, budaya, dan komunitas menjadi kunci untuk memperluas kesadaran dan keterlibatan publik.

Scott memaparkan pengalaman OCH di berbagai negara, seperti penguatan regulasi efisiensi energi di Prancis dan penciptaan praktik rendah karbon di sektor peternakan Brasil. Melalui pendekatan yang berfokus pada asosiasi warga, organisasi ekonomi, lembaga keagamaan, dan komunitas budaya, OCH menekankan pentingnya ekosistem yang “membumi” dalam mendorong transisi iklim yang inklusif.

Refleksi para Peserta: Nilai Sosial sebagai Penggerak Aksi Iklim

Sesi diskusi menegaskan pentingnya kearifan lokal sebagai bagian dari strategi ketahanan iklim. Etwin Kuslati Sabarini (Climate Works Centre) menyoroti peran praktik baik sebagai rujukan untuk advokasi kebijakan. Rully Amrullah (PFI) menambahkan bahwa gotong royong dan peran tokoh agama masih menjadi kekuatan sosial yang efektif dalam menggerakkan kesadaran lingkungan.

Para peserta juga mencermati tantangan di tingkat akar rumput, terutama kebutuhan ekonomi harian yang sering kali menjadi prioritas dibandingkan isu iklim. Pendekatan yang relevan, intensif, dan dekat dengan pengalaman masyarakat dinilai penting untuk membangun kepedulian. Beberapa pandangan juga menyoroti perlunya konsistensi program mengingat siklus politik lima tahunan yang kerap memengaruhi arah kebijakan iklim.

Memperkuat Kolaborasi untuk Aksi Iklim yang Inklusif

Forum ini menghasilkan sejumlah gagasan untuk mempertemukan pengetahuan lokal dan kolaborasi global sebagai fondasi gerakan iklim yang berkelanjutan. Para peserta menegaskan bahwa sektor filantropi dapat menjadi katalis yang menghubungkan berbagai pemangku kepentingan, memperkuat kapasitas komunitas, dan mendorong kolaborasi lintas-sektor dalam merespons krisis iklim.

PFI akan menyusun sintesis diskusi ini menjadi rekomendasi strategis dan rencana aksi jangka pendek sebagai bagian dari upaya memperkuat co-creation, collaboration, dan collective action dalam komunitas PFI.

Bagikan:

Rekomendasi Berita

MSF 1
Multi-Stakeholder Forum (MSF) Aliansi Filantropi Perkuat Kolaborasi Multi-Pihak untuk Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa
PLF-61-3-1
Diskusi Pengembangan Kemitraan untuk Meningkatkan Insiatif Sosial, Ekonomi, Lingkungan, dan Pembiayaan di Tingkat Yurisdiksi
2 Juni-FIFest 2022
Kegiatan Filantropi di Indonesia Berakar Kuat dari Tradisi Zakat | #FIFest2022

Berita Terkini

IMG_1859
Multi-Stakeholder Forum (MSF) Aliansi Filantropi Rumuskan Kerangka Program Pengentasan Kemiskinan yang Terukur dan Berkelanjutan
IMG_2257
PFI Gelar Diskusi Pra-Peluncuran Chapter Surabaya untuk Perkuat Ekosistem Filantropi di Jawa Timur
IMG_1519
Multi-Stakeholder Forum (MSF) Aliansi Filantropi Rumuskan Kerangka Program Iklim dan Lingkungan Hidup untuk Penguatan Ketahanan Desa
Dapatkan berita dan informasi terbaru dari kami

Buat langkah kecil untuk bangkitkan perubahan