
Oleh: Dian A. Purbasari, Wakil Ketua Badan Pengurus Perhimpunan Filantropi Indonesia
Pada tahun 2015, ketika 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) ditetapkan, tahun 2030 masih terlihat sebagai target yang realistis untuk dicapai dalam jangka waktu 15 tahun ke depan. Meskipun pandemi COVID-19 yang berlangsung dari akhir 2019 hingga awal 2021 sempat memperlambat berbagai proses, semangat untuk mencapai tujuan SDGs tetap menjadi prioritas bagi negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk Indonesia.
Selain hambatan yang diakibatkan oleh pandemi, berbagai tantangan global lainnya seperti perubahan iklim dan semakin lebarnya kesenjangan sosial turut menjadi rintangan dalam upaya mencapai SDGs. Oleh karena itu, solusi yang melibatkan berbagai aktor dari sektor akademisi, bisnis, serta pemerintah — dikenal sebagai kolaborasi triple planetary crisis — sangat diperlukan.
Di sinilah peran filantropi menjadi penting sebagai mediator dalam menjembatani kolaborasi antara para pemangku kepentingan. Filantropi dapat mendukung keberhasilan setiap program dan inisiatif yang bertujuan untuk membantu negara dalam mencapai SDGs 2030. Dengan adanya tantangan yang terus berkembang, peran aktif semua aktor dalam kolaborasi tersebut sangat krusial untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Hasil Studi Indonesia Philanthropy Outlook 2024
Filantropi Indonesia telah melakukan serangkaian studi yang dirangkum dalam Indonesia Philanthropy Outlook 2024. Studi ini mengidentifikasi lima aspek utama yang perlu mendapat perhatian dari sektor filantropi untuk mendukung pencapaian SDGs 2030:
- Memperkuat jaringan dan kolaborasi lintas sektor.
- Meningkatkan kapasitas kelembagaan, termasuk inovasi dalam pengumpulan dan pengelolaan dana.
- Memperbaiki regulasi yang terkait dengan kegiatan filantropi.
- Memastikan tersedianya data yang komprehensif tentang kebutuhan dan lembaga filantropi.
- Memperkuat pelaporan hasil dan dampak dari program-program filantropi.
Kelima aspek ini merupakan faktor-faktor penting yang harus diperhatikan agar dampak filantropi dapat dirasakan secara lebih luas dan tepat sasaran. Untuk mencapai dampak yang optimal, dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan. Di sisi pemerintah, regulasi yang mendukung kegiatan filantropi—mulai dari penggalangan dana hingga penyaluran bantuan—dapat menjadi titik awal yang penting. Selain memberikan pedoman bagi lembaga filantropi, regulasi ini juga melindungi masyarakat dari praktik penggalangan dana ilegal yang tidak sesuai dengan aturan hukum.
Dari perspektif masyarakat, lembaga filantropi yang patuh terhadap regulasi dan memperhatikan kelima aspek tersebut cenderung lebih dipercaya. Menurut data yang disajikan dalam Indonesia Philanthropy Outlook 2024, lebih dari 70% responden dari kalangan masyarakat menilai bahwa lembaga filantropi telah berperan dengan baik dalam mendukung program-program pemerintah. Ke depannya, upaya-upaya untuk memperkuat budaya dan ekosistem filantropi, serta peraturan yang jelas terkait partisipasi masyarakat dalam kegiatan filantropi, diperlukan. Dengan demikian, masyarakat dapat terlibat lebih aktif dalam membantu negara mencapai SDGs.
Meningkatkan Dampak Filantropi dalam Mencapai SDGs 2030
Temuan dari Indonesia Philanthropy Outlook 2024 menunjukkan adanya perkembangan signifikan terkait dampak filantropi. Hampir separuh dari lembaga filantropi yang disurvei telah melakukan evaluasi terhadap kegiatan mereka selama tahun 2023, dan mencatat peningkatan jumlah penerima manfaat rata-rata sebesar 10% setiap tahunnya. Dalam sektor ketahanan pangan, misalnya, jumlah petani yang mendapatkan manfaat meningkat signifikan, dari 622 petani pada tahun 2011 menjadi 3.618 petani pada tahun 2023. Peningkatan ini berkontribusi pada pencapaian lima tujuan SDGs sekaligus, yaitu: SDG 1 (tanpa kemiskinan), SDG 2 (tanpa kelaparan), SDG 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), SDG 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), serta SDG 15 (kehidupan ekosistem darat).
Kegiatan filantropi yang direncanakan dengan baik memiliki potensi untuk mendukung beberapa tujuan SDGs secara bersamaan, mengingat adanya irisan antara berbagai tujuan tersebut. Untuk meningkatkan dampak filantropi terhadap SDGs, langkah-langkah berikut perlu dipertimbangkan:
- Sinkronisasi dengan Tujuan SDGs
 Agar kegiatan filantropi dapat memberikan dampak yang lebih signifikan, setiap program atau inisiatif yang dilaksanakan perlu selaras dengan 17 tujuan SDGs. Meskipun pendanaan sering kali menjadi kendala dalam pelaksanaan program, kolaborasi dengan sektor swasta atau lembaga independen dapat menjadi solusi alternatif.
 Salah satu implikasi dari penyelarasan ini adalah perlunya pelaporan yang lebih ketat. Karena pencapaian SDGs merupakan target bersama bagi Indonesia sebagai negara, maka setiap kemajuan harus dilaporkan dan dipantau dengan cermat untuk memastikan kontribusi terhadap SDGs.
Menurut Indonesia Philanthropy Outlook 2024, terdapat 29 lembaga filantropi yang telah melaporkan alokasi dana mereka untuk SDGs, dengan total alokasi mencapai sekitar Rp 1,2 triliun. Mayoritas lembaga filantropi di Indonesia telah menyelaraskan kegiatan mereka dengan agenda global SDGs dan isu perubahan iklim, yang menjadi bagian dari agenda nasional.
- Komitmen terhadap SDGs
 Lembaga filantropi perlu menyesuaikan program mereka dengan agenda SDGs, baik pada tingkat global maupun nasional, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai fundamental mereka. Selain itu, program-program filantropi perlu diselaraskan dengan kebijakan pemerintah, baik di tingkat nasional maupun daerah. Sebagai contoh, lembaga filantropi berbasis agama yang fokus pada pemberdayaan ekonomi dapat mengaitkan kegiatannya dengan target-target SDGs. Meskipun demikian, menyesuaikan kegiatan dengan SDGs sering kali menjadi tantangan bagi lembaga filantropi dalam membuktikan kontribusi nyata mereka.
- Keberlanjutan Tujuan
 Sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan, setiap program filantropi harus dirancang agar dapat terus berjalan dalam jangka panjang. Program tersebut harus diawali dengan riset yang kuat dan relevan dengan konteks Indonesia.
 Selain itu, keberlanjutan program harus dipastikan melalui pengembangan inisiatif yang tidak hanya sukses di tahap awal, tetapi juga mampu memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi para penerima. Dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang konsisten, sektor filantropi dapat berperan penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan agenda SDGs nasional.
 
				






