Jakarta, 4 Agustus 2025 – Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) secara resmi membuka rangkaian acara Philanthropy Week of FIFest2025 pada Senin (4/8) melalui seremoni pembukaan yang diselenggarakan bersama Kementerian PPN/BAPPENAS.. Mengangkat semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor, FIFest2025 menandai momentum penting dalam penguatan budaya dan ekosistem filantropi Indonesia.
Acara yang berlangsung di Kantor Bappenas ini dihadiri oleh jajaran pimpinan PFI, perwakilan lembaga pemerintah, mitra pembangunan, dan lembaga filantropi.
Dalam sambutannya, Ketua Badan Pengurus PFI, Rizal Algamar, menekankan bahwa FIFest2025 bukan sekadar festival, namun sebuah ruang konsolidasi energi kolektif seluruh pemangku kepentingan filantropi. Ia menyampaikan bahwa 89% program anggota PFI telah selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan FIFest2025 menjadi panggung strategis untuk memperkuat keselarasan tersebut secara sistemik.
Selaras dengan itu, Franciscus Welirang, Ketua Dewan Penasihat PFI, menyoroti pentingnya tata kelola, transparansi, dan regulasi yang kuat dalam mengonsolidasikan praktik filantropi nasional. Ia menyebut bahwa filantropi adalah wujud nyata sila kelima Pancasila—keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan harus menjadi bagian integral dari pembangunan nasional.

Penyerahan Publikasi & Penandatanganan MoU: Menegaskan Komitmen Bersama
Salah satu agenda penting dalam Opening Ceremony adalah penyerahan publikasi Strategic Paper dan Policy Brief oleh PFI kepada Kementerian PPN/BAPPENAS. Dokumen ini merupakan hasil rumusan para pakar dan praktisi, sebagai upaya untuk memperkuat arah kebijakan, tata kelola, dan strategi pengembangan sektor filantropi di Indonesia.
Penyerahan tersebut disusul dengan penandatanganan Nota Kesepahaman BAPPENAS bersama Perhimpunan Filantropi Indonesia , yang menjadi wujud komitmen kolaboratif antara PFI, pemerintah, lembaga filantropi, dan mitra pembangunan. Forum ini akan menjadi ruang dialog strategis dan platform sinergi untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan melalui pendekatan filantropi yang terarah dan terukur.
Menteri PPN/Kepala BAPPENAS, Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, M.S., yang hadir sebagai pembicara kunci menyampaikan bahwa praktik filantropi telah menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghentikan keserakahan dan memperkuat rasa tanggung jawab sosial melalui aksi kolektif.
Ia juga menegaskan bahwa BAPPENAS mendukung arah filantropi berbasis SDGs dan akan mendorong integrasi peran filantropi dalam kerangka RPJMN 2025–2029, termasuk melalui instrumen seperti sertifikasi aksi SDGs (SDGs Action Certificate).


Meneguhkan Budaya sebagai Pondasi Ekosistem
Dalam sesi paparan, Prof. Amelia Fauzia, Co-Chair Dewan Pakar PFI, memaparkan pentingnya menempatkan budaya sebagai fondasi dari ekosistem filantropi. Ia menggarisbawahi bahwa nilai gotong royong dan solidaritas sosial telah terbukti menjadi penyangga masyarakat, terutama dalam masa krisis seperti pandemi.
Senada dengan itu, Leonardo A.A. Teguh Sambodo, Deputi BAPPENAS, menegaskan bahwa filantropi harus menjadi co-designer dalam pembangunan nasional—bukan sekadar pelengkap—dengan mendorong adopsi sistem registrasi dan sertifikasi SDGs Action sebagai upaya meningkatkan kredibilitas kontribusi, memperkuat kolaborasi lintas sektor, serta mengintegrasikan capaian SDGs ke dalam arah strategis RPJMN 2025–2029.
Hari pertama juga diisi dengan White Spaces Wahana Visi Indonesia bertajuk “”Bersinergi dalam Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan: Strategi Public-Private Partnership (PPP) dalam Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Menuju Indonesia Emas 2045” dengan narasumber dari Kemendukbangga/BKKBN, Bappenas, serta perwakilan sektor swasta dan masyarakat sipil. Selain itu, delegasi Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) juga melakukan Courtesy Visit ke Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Kemenkes RI menyambut baik inisiatif PFI dalam menyusun Strategic Paper Filantropi di Bidang Kesehatan, serta membuka peluang untuk memperkuat koordinasi yang lebih intensif dan reguler antara pelaku filantropi dan pemerintah. Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat dialog lintas sektor dan membangun sinergi kelembagaan dalam mendukung keberlanjutan praktik filantropi di bidang kesehatan dan pembangunan sosial



FIFest2025 masih akan berlangsung hingga 8 Agustus 2025 dengan rangkaian sesi inspiratif, forum publik, expo, dan talkshow tematik. Hari pertama telah memberikan pijakan yang kuat bahwa filantropi Indonesia siap mengambil peran lebih strategis dalam menjawab tantangan abad ke-21, melalui pendekatan berbasis budaya, kebijakan, dan kolaborasi.
PFI mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus terlibat aktif dalam rangkaian acara dan menjadi bagian dari gerakan filantropi transformatif. Info lengkap dan agenda selanjutnya: https://fifest.id
Lihat dokumentasi lengkap pada kanal media sosial resmi Filantropi Indonesia