Jakarta, 18 November 2025 – Multi-Stakeholder Forum (MSF) Aliansi Filantropi yang meliputi Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI), Forum Zakat (FOZ), dan Humanitarian Forum Indonesia (HFI) menyelenggarakan Workshop Program Sektor Pendidikan di PP Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (18/11/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian workshop tematik yang disusun untuk memperkuat kolaborasi lintas lembaga dalam merancang model intervensi pendidikan yang inklusif, berbasis data, dan berorientasi keberlanjutan di tingkat desa.
Workshop ini menjadi langkah strategis untuk menyelaraskan program pendidikan filantropi yang selama ini masih berjalan secara terpisah, sekaligus menindaklanjuti kerja sama MSF Aliansi Filantropi dengan berbagai kementerian, termasuk Kemenko PM, Bappenas, dan Kemendikbudristek, dalam upaya memperkuat pencapaian SDG 4 Pendidikan Berkualitas.
Memperkuat Kolaborasi untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Desa
Sektor pendidikan menghadapi tantangan besar yang memerlukan pendekatan terintegrasi. BPS mencatat masih terdapat 5,11 persen penduduk desa yang belum pernah sekolah dan 12,39 persen yang tidak menamatkan jenjang pendidikan dasar. Tantangan struktural lainnya seperti 1,5 juta ruang kelas rusak berat, kualitas guru yang belum merata, serta kesenjangan capaian literasi antara wilayah perkotaan dan pedesaan turut memperkuat urgensi penyusunan model intervensi pendidikan yang dapat menjawab akar permasalahan secara komprehensif.
Pada sesi pembukaan, MSF Aliansi Filantropi menegaskan pentingnya mengembangkan kerangka kolaborasi yang menyatukan peran lembaga filantropi, pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil. Platform MSF dirancang untuk mengonsolidasikan data, visi, pendanaan, serta implementasi agar setiap program pendidikan tidak berjalan terpisah tetapi saling menguatkan. Model ini menempatkan desa sebagai pusat intervensi melalui keberadaan Village Manager dan Sector Manager untuk memastikan program pendidikan dapat beroperasi secara terstruktur dan berkelanjutan.
Pemaparan Tantangan dan Pembelajaran dari Mitra Pengetahuan
INOVASI sebagai mitra pengetahuan memaparkan sejumlah tantangan mendasar pendidikan Indonesia, antara lain kesenjangan kualitas guru, rendahnya penggunaan Bahasa Indonesia formal di daerah tertentu, kesenjangan literasi, serta faktor sosial ekonomi yang memengaruhi partisipasi pendidikan. Melalui pendekatan Problem Driven Iterative Adaptation dan Thinking and Working Politically, INOVASI menekankan bahwa intervensi pendidikan harus berbasis pada konteks lokal dan mendorong masyarakat untuk menemukan solusi sendiri, bukan membawa solusi dari luar.
Paparan tersebut juga menyoroti pentingnya memperkuat jalur pendidikan informal dan nonformal yang selama ini kurang digarap, serta perlunya peningkatan kapasitas pendidik dan penguatan ekosistem keluarga dan komunitas sebagai fondasi pembelajaran anak di desa.
Workshop Menghasilkan Kerangka Asesmen dan Model Program Pendidikan MSF
Workshop sektor pendidikan ini menghasilkan penyusunan komponen-komponen penting untuk membangun desain program pendidikan yang terukur dan dapat direplikasi. Peserta workshop merumuskan kerangka asesmen kebutuhan dan potensi pendidikan desa, yang mencakup analisis kualitas pembelajaran, akses pendidikan, kondisi fasilitas belajar, kesiapan pemerintah desa, serta konteks sosial budaya masyarakat.
Selain itu, diskusi juga menghasilkan rancangan program pendidikan yang menekankan literasi dasar, karakter, GEDSI, dan relevansi program dengan kebutuhan lokal. Program pendidikan di desa diarahkan untuk memperkuat peran keluarga dan komunitas, peningkatan kapasitas pendidik, perluasan layanan pendidikan nonformal, serta penyusunan konsep rumah belajar sebagai model pembelajaran yang dapat diterapkan sesuai konteks masing-masing desa.
Sistem Monitoring, Evaluation, and Learning (MEL) turut disusun untuk memastikan adanya indikator capaian yang terukur, mekanisme pelaporan yang transparan, serta proses pembelajaran adaptif yang dapat memperbaiki desain program secara berkelanjutan. Penyusunan struktur tata kelola kolaboratif juga menjadi bagian penting untuk memastikan peran lembaga filantropi, pemerintah desa, akademisi, dan komunitas terdefinisi dengan jelas.
Merumuskan Skema Pendanaan Pendidikan yang Berkelanjutan
Pembahasan mengenai strategi pendanaan menegaskan bahwa program pendidikan desa memerlukan skema pembiayaan jangka panjang yang tidak bergantung pada satu sumber dana. Berbagai alternatif pendanaan diidentifikasi, mulai dari lembaga donor internasional, CSR perusahaan, jaringan filantropi, crowdfunding publik dan berbasis anggota, hingga optimalisasi dana desa dan ZISWAF sebagai sumber pembiayaan paling berkelanjutan.
Diskusi juga menyoroti pentingnya audit keuangan untuk menjaga akuntabilitas, serta perlunya advokasi kebijakan untuk mendorong pemerintah desa lebih berani mengalokasikan dana desa bagi program pendidikan dan kesehatan. Pendekatan integratif antara pendidikan dan penguatan ekonomi lokal menjadi salah satu rekomendasi untuk memastikan keberlanjutan program.
Menuju Dokumen Proyek Pendidikan MSF 2026
Hasil dari workshop ini akan disintesiskan dalam diskusi tindak lanjut lintas sektor untuk merampungkan dokumen proyek pendidikan MSF yang siap diimplementasikan pada tahun 2026. Dokumen tersebut akan menjadi acuan dalam penetapan desa pilot, perancangan intervensi berbasis data, penyusunan struktur tata kelola, serta model program pendidikan desa yang terstandarisasi dan dapat direplikasi secara luas.
Dengan pendekatan kolaboratif dan berorientasi keberlanjutan, MSF Aliansi Filantropi berharap model intervensi pendidikan desa ini dapat secara nyata memperkuat ekosistem pendidikan, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan mendorong terciptanya dampak berkelanjutan bagi masyarakat desa di Indonesia.







