Menghubungkan Filantropi untuk Dampak Berkelanjutan
Jakarta, 5 Februari 2025 – Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) kembali menggelar Members Gathering sebagai forum strategis untuk memperkuat kolaborasi di sektor filantropi. Dengan mengusung tema “Mendorong Partisipasi Anggota dalam Memperkuat Kolaborasi, Ko-kreasi, dan Aksi Kolektif bersama Filantropi Indonesia di Tahun 2025” di IPMI Institute, acara ini menjadi momentum bagi anggota PFI yang dihadiri oleh 70 organisasi, 9 perusahaan, dan 2 kemitraan untuk bertukar gagasan serta membangun sinergi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Kehadiran berbagai pemangku kepentingan ini menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat ekosistem filantropi di Indonesia dan menciptakan solusi inovatif bagi tantangan sosial yang dihadapi masyarakat.
Acara ini menjadi wadah penting untuk membangun jaringan yang lebih solid, berbagi praktik terbaik, dan menciptakan peluang kolaborasi yang lebih erat antara berbagai pihak. Dengan skala kehadiran yang luas, Members Gathering semakin menegaskan perannya sebagai platform utama bagi organisasi filantropi untuk memperkuat kerja sama dan memperluas dampak sosial yang berkelanjutan.
Acara ini diawali dengan sambutan dari beberapa pemimpin filantropi, antara lain Prof. Ir. M. Aman Wirakartakusumah (Rektor IPMI Institute), Franciscus Welirang (Ketua Dewan Penasihat PFI), Trihadi Saptoadi (Wakil Ketua Badan Pengawas PFI), dan Rizal Algamar (Ketua Badan Pengurus PFI). Sambutan menyoroti peningkatan jumlah anggota PFI yang signifikan serta pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat ekosistem filantropi.
Dewan Pakar PFI
Dalam kesempatan ini, diperkenalkan juga Dewan Pakar PFI yang akan memberikan saran strategis untuk mendukung anggota dalam mengembangkan program-program yang lebih berdampak. Harapannya dengan adanya Dewan Pakar dapat memberikan saran dan rekomendasi kepada PFI berdasarkan kepakarannya mengenai tren serta pengetahuan filantropi terkini yang relevan dalam memperkuat budaya dan ekosistem filantropi di Indonesia. PFI juga membuka peluang bagi para Anggota untuk mengakses kepakaran dari Dewan Pakar untuk bersama-sama memperkuat budaya dan ekosistem filantropi di Indonesia.
Filantropi dan Ekowisata untuk Masa Depan
Dalam sesi talkshow bertajuk “Achieving Sustainability Development and Addressing Climate Change by Empowering Community through Ecotourism”, para pembicara yang hadir adalah Iben Yuzenho Ismarson (Co-founder Sejiva), dan Anindya Citta Nirbito (Partnership Manager – Social Impact di PT Amman Mineral Nusa Tenggara dan talkshow ini menghadirkan moderator Zulfa Faizah Musyahidah (CEO Yayasan Insan Bumi Mandiri). Diskusi menyoroti bagaimana ekowisata bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga alat pemberdayaan masyarakat. Para pembicara berbagi pengalaman tentang bagaimana program berbasis komunitas dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, sekaligus melestarikan lingkungan. Contoh konkret diberikan dari berbagai inisiatif yang telah diterapkan di beberapa daerah, dengan dukungan perusahaan dan organisasi sosial.
Selain itu, talkshow ini menyoroti pentingnya strategi kemitraan antara sektor swasta dan komunitas lokal dalam memperkuat dampak ekowisata. Kolaborasi lintas sektor diyakini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah yang mengandalkan pariwisata berbasis alam, memastikan bahwa keuntungan dari ekowisata dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat, sekaligus berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Philanthropy Speed Networking: Merancang Inisiatif Kolaboratif
Salah satu sesi penting dalam acara ini adalah Philanthropy Speed Networking, yang bertujuan untuk mempertemukan para peserta berdasarkan minat dan fokus kerja mereka. Peserta dibagi ke dalam kelompok tematik untuk membahas isu-isu strategis yang relevan untuk FIFest 2025, seperti inovasi dalam pendanaan filantropi, strategi pemberdayaan komunitas, serta penguatan kapasitas organisasi sosial.
Dalam sesi ini, anggota PFI saling berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi dalam menjalankan program filantropi. Beberapa topik utama yang dibahas mencakup penggalangan dana berbasis digital, sinergi antara organisasi non-profit dan sektor swasta, serta pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan transparansi dan efektivitas program sosial. Selain itu, diskusi ini juga menghasilkan berbagai gagasan inovatif yang dapat diterapkan di FIFest 2025, termasuk peluang untuk kolaborasi jangka panjang antara anggota PFI.
Menuju FIFest 2025: Membangun Ekosistem Filantropi yang Lebih Kuat
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan menuju FIFest 2025, Dian A. Purbasari (Wakil Ketua Badan Pengurus PFI) menekankan pentingnya forum ini sebagai wadah untuk memperkuat jaringan antar pemangku kepentingan dan mendorong lahirnya inisiatif kolaboratif baru. Beliaujuga menyoroti bagaimana hasil dari Members Gathering ini akan menjadi landasan dalam merancang sesi dan tema utama di FIFest 2025, memastikan bahwa festival ini benar-benar menjawab kebutuhan dan tantangan yang dihadapi anggota PFI.
Dari Diskusi ke Aksi
Members Gathering 2025 menegaskan komitmen PFI dalam memperkuat ekosistem filantropi melalui kolaborasi dan inovasi. Dengan meningkatnya sinergi antar anggota, diharapkan filantropi di Indonesia dapat semakin berkontribusi dalam mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Hasil dari diskusi dalam acara ini diharapkan dapat diterapkan dalam berbagai inisiatif di tingkat lokal maupun nasional, serta menjadi pendorong utama dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia.
