November 11, 2016
Eliminate Dengue Project Yogya
Upaya pengendalian demam berdarah dengue (DBD) dengan menggunakan nyamuk aedes aegypti yang membawa bakteri Wolbachia, yang akan menahan perkembangan virus dengue di dalam tubuh nyamuk, kini diujicobakan di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Penelitian ini dibiayai sepenuhnya oleh Yayasan Tahija sesuai dengan visi Yayasan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dengan membangun kemitraan untuk prakarsa yang berkesinambungan dalam bidang kesehatan masyarakat, pendidikan, kebudayaan, pelestarian lingkungan hidup dan pelayanan sosial.
Penelitian yang dimulai sejak 2011 direncanakan akan berlanjut hingga 2019. Metode penyebaran nyamuk ber-Wolbachia ini awalnya diterapkan dalam skala kecil di Kabupaten Sleman (Kronggahan dan Nogotirto) Januari – Juni 2014 dan Kabupaten Bantul (Jomblangan dan Singosaren) Desember 2014 – Mei 2015 menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.
Pengalaman penelitian skala kecil di Sleman dan Bantul menunjukkan bahwa pada wilayah dimana jumlah Wolbachia sudah tinggi, mampu melindungi warga dari penularan lokal DBD.
Setelah pengujian dengan metode Wolabchia di Sleman dan Bantul menunjukkan hasil yang menjanjikan, maka penelitian dilanjutkan dalam skala yang lebih besar di kota Yogyakarta dimulai pada pertengahan tahun ini. Metode ini menjadi pelengkap upaya mencegah dan menanggulangi penularan DBD.
Peluncuran program ini di kota Yogyakarta ditandai dengan peletakan perdana ember berisi telur nyamuk aedes aegypti ber-Wolbachia di depan rumah warga di RT18/RW5 Keluruhan Tegalrejo oleh Dirjen Riset dan Pengembangan Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, Muhammad Dimyati dan Ketua Pembina Yayasan Tahija, Dr. Sjakon G. Tahija pada tanggal 31 Agustus 2016.
Peletakan ember perdana ini dilanjutkan dengan penitipan sekitar 1.000 ember mulai Agustus 2016. EDP-Yogya berencana menyebar sekitar 6.000 ember yang masing-masing berisi 100 telur nyamuk ber-Wolbachia di pemukiman warga secara bertahap sampai tahun 2017.
Diharapkan dalam kurun waktu tertentu, nyamuk ber-Wolbachia akan berkembang biak secara alami dengan nyamuk setempat dan menghasilkan keturunan ber-Wolbachia sehingga menghambat penularan virus DBD ke manusia.
Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam sambutannya menilai bahwa pengujian metode Wolbachia merupakan inovasi untuk mencari upaya terbaik dalam menangani kasus DBD. Beliau juga mengapresiasi kontribusi Filantropi mengingat alokasi dana pemerintah untuk penelitian belum memadai sehingga memerlukan kerja sama dari berbagai pihak.